Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JP Morgan: Investor Mau Lihat Laba Emiten Tekno, Bukan GMV dan Margin Kontribusi

JP Morgan menyebut investor saat ini ingin melihat emiten teknologi menghasilkan EBITDA dan laba bersih, bukan lagi GMV dan margin kontribusi.
Logo JP Morgan Chase & Co. di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, pada Senin (3/1/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Logo JP Morgan Chase & Co. di lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, pada Senin (3/1/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan jasa keuangan global J.P. Morgan mencermati saat ini investor ingin melihat perusahaan teknologi dapat menghasilkan laba, bukan lagi gross merchandise value (GMV) dan margin kontribusi.

Head of Indonesia Equities Research J.P. Morgan Henry Wibowo mengatakan emiten-emiten teknologi berbasis internet harus memperjelas jalur menuju keuntungan mereka. 

“Mengucapkan kata akan profit saja enggak cukup, mereka harus jabarkan. Kami ingin tahu secara detail, bagaimana cara mereka mendapatkan profitabilitas dan harus jelas,” ujar Henry di Jakarta, Rabu (1/3/2023). 

Menurutnya saat ini investor ingin melihat EBITDA dan laba bersih, bukan lagi gross merchandise value (GMV) dan contribution margin (CM). Investor ingin mengetahui kapan perusahaan-perusahaan teknologi berbasis internet ini dapat mencapai laba positif. 

Dia mencontohkan saat ini perusahaan e-commerce meningkatkan komisinya, dan meningkatkan pertumbuhan pendapatan iklannya. Selain itu, perusahaan-perusahaan teknologi tengah mencari cara monetisasi tool yang baru. 

Hal tersebut seperti yang terjadi pada Gojek dan Grab di segmen food delivery, yang mengubah promosinya menjadi lebih tersegmentasi. Selain itu, perusahaan-perusahaan teknologi juga secara detail mengurangi subsidi, menaikkan monetisasi, dan banyak melakukan program efisiensi. 

“Setidaknya sekarang dua perusahaan internet besar di Indonesia, dan Asia Tenggara sudah menargetkan ebitda positif di kuartal IV/2023. Ada GRAB, GOTO, dan BUKA, tiga-tiganya menargetkan hal yang sama,” ucapnya.

JP Morgan meyakini persaingan menuju profitabilitas terus menjadi fokus utama bagi perusahaan berbasis internet di Indonesia pada tahun 2023.

Sementara itu Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie mencermati dalam enam tahun terakhir perusahaan teknologi telah mendapatkan likuiditas yang banyak dan murah, yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan. 

Akan tetapi, dia menilai investor, bank, dan analis memahami dengan mendapatkan revenue tanpa profit, maka perusahaan tidak akan bisa menjalankan bisnisnya. 

"Jadi sekarang, dengan likuiditas berkurang, suku bunga naik, profitabilitas itu penting. Ini sudah digaungkan dari 3 tahun lalu di Amerika Serikat, path to profit itu maunya 2-3 tahun," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper