Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) telah menerima pembayaran termin dari proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek sebesar Rp17 triliun. Adapun total nilai kontrak untuk pembangunan LRT mencapai Rp23,3 triliun yang diteken pada 2017.
Direktur Utama PT Adhi Karya Entus Asnawi mengatakan perseroan telah menerima pembayaran dari proyek LRT sebesar Rp17 triliun. Sementara sisa sekitar Rp6 triliun akan diterima ketika serah terima proyek pada April 2022.
Entus mengatakan masih terdapat beberapa pekerjaan tambahan yang harus diselesaikan dalam pembangunan LRT. Saat ini, ADHI tengah menyusun proses administrasi pekerjaan tambahan tersebut.
“[Nominal] yang sudah dibayar [dari LRT] saat ini Rp17 triliun,” ujar Entus di Gedung MTH 27 Office Suites, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Dia menyebut proyek LRT ditargetkan dapat beroperasi pada Juni 2023. Meski demikian, ADHI masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan mengenai target operasional LRT.
“Kita harus menyiapkan dengan sesuai dengan schedule yang kita janjikan,” tuturnya.
Baca Juga
Di luar proyek LRT, proyek pembangunan Tol Banda Aceh-Sigli menjadi salah satu yang disorot oleh ADHI. Nilai kontrak tol tersebut mencapai Rp9,5 triliun, sedangkan ADHI telah menerima pembayaran sekitar Rp6 triliun sampai Rp7 triliun.
Cairnya dana dari proyek Tol Banda Aceh-Sigli disebut menjadi angin segar untuk ADHI. Nantinya dana akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek lainnya.
Sebagai informasi, ADHI bersama PT Hutama Karya (Persero) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya bekerja sama mendirikan perusahaan baru bernama PT Karya Logistik Nusantara.
Modal dasar usaha patungan tercatat mencapai Rp340 miliar dan modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp85 miliar. Adhi Karya, Hutama Karya, Wijaya Karya, dan PT PP masing-masing memiliki porsi kepemilikan saham sebesar 17,65 persen yang setara Rp15 miliar.
Sementara itu, Brantas Abipraya dan Nindya Karya masing-masing menyetor Rp12,5 miliar yang setara dengan 14,71 persen. Karya Logistik Nasional dibentuk untuk menjalankan usaha di bidang industri beton pracetak dan perdagangan material konstruksi, pergudangan, dan kepelabuhan.