Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, 23 Februari 2023

IHSG diprediksi akan melemah pada perdagangan hari ini (23/2/2023) setelah risalah The Fed mengindikasikan suku bunga akan dinaikkan kembali.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (23/2/2023), seiring dengan risalah Federal Reserve (The Fed) akhirnya resmi dirilis pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat.

Dalam rilis tersebut mayoritas pejabat The Fed setuju untuk menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps), sementara beberapa pejabat lainnya mendukung untuk kenaikan yang lebih besar, yakni 50 bps.

Pejabat The Fed mengatakan kenaikan suku bunga acuan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen, meskipun hampir semua mendukung langkah penurunan laju kenaikan.

“Kami mengamati bahwa sikap kebijakan yang membatasi kenaikan suku bunga perlu dipertahankan sampai data yang masuk memberikan keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur penurunan yang berkelanjutan hingga 2 persen. Hal ini kemungkinan akan memakan waktu lama,” tulis risalah The Fed pada 31 Januari-1 Februari 2023 seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/2/2023).

Risalah The Fed juga mengatakan "hampir semua" pejabat setuju menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan tersebut. Sementara itu, beberapa pejabat justru mendukung atau dapat mendukung kenaikan 50.

Seperti diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga seperempat poin (25 bps). Tindakan tersebut merupakan langkah moderat setelah kenaikan setengah poin (50 bps) pada Desember 2023 dan empat kali berturut-turut kenaikan jumbo sebesar 75 bps.

Langkah yang dilakukan The Fed tersebut mendongkrak suku bunga acuan menjadi kisaran 4,5 persen hingga 4,75 persen.

Baik Ketua The Fed Jerome Powell maupun risalah menunjukkan bahwa para pejabat bank sentral AS siap menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menghasilkan perlambatan ekonomi yang lebih luas demi meredam inflasi.

“Para peserta umumnya mencatat bahwa risiko kenaikan [suku bunga] terhadap prospek inflasi tetap menjadi faktor kunci yang membentuk prospek kebijakan, dan bahwa mempertahankan sikap kebijakan yang ketat sampai inflasi jelas berada di jalur menuju target 2 persen sesuai dari perspektif manajemen risiko,” kata risalah tersebut.

Sejumlah pejabat mengatakan bahwa sikap kebijakan yang "tidak cukup ketat" dapat menghambat kemajuan baru-baru ini dalam memoderasi tekanan inflasi.

Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan jika The Fed akan agresif dalam menaikkan suku bunga maka hal itu akan memberikan tekanan ke IHSG. 

“The Fed agresif, dengan inflasi yang konsisten. IHSG bisa ambyar,” katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (22/2/2023). 

Selain ditekan oleh FOMC minutes meeting, IHSG juga disebutkan akan terpengaruh oleh inflasi Eropa yang diproyeksi akan naik. 

Terpisah, Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan Fluktuasi IHSG meningkat jelang rilis FOMC The Fed. 

Meski demiki, IHSG berpeluang untuk rebound selama bertahan di atas pivot 6.760, IHSG berpeluang rebound/minor reversal. Pasalnya, Stochastic RSI menunjukan sinyal oversold dan tidak ada kenaikan volume transaksi yang signifikan. 

“Artinya, potensi pelemahan mungkin akan terbatas di pivot level tersebut,” kata tim Analis dalam riset harian.

Pelaku pasar mengantisipasi clue terkait arah kebijakan The Fed, khususnya mengenai puncak The Fed Rate dari risalah FOMC tersebut. 

Data-data ekonomi AS terkini memicu kekhawatiran pasar karena mengindikasikan kondisi bahwa inflasi akan relatif lebih persistent dari perkiraan sebelumnya.

Sementara itu, Head of research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyebutkan koreksi tidak hanya terjadi di IHSG tetapi bursa global juga. Koreksi ini disebabkan oleh tekanan jual investor menunggu pengumuman The Fed. 

“Selain itu, ada sentimen peringatan satu tahun invasi Rusia Ukraina yang tidak membaik,” jelasnya, Rabu (22/2/2023). 

Sentimen kenaikan suku bunga serta rilis data tenaga kerja dan inflasi yang masih tinggi beberapa waktu lalu juga mendorong aksi jual oleh investor di pasar domestik. 

“Jadi terlihat dari indicator moving average memang terbentuk death cross dan momentum pelemahan juga berlanjut. Sehingga menuju level support 6.700,” kata Cheril. 

12:57 WIB
IHSG sesi I menguat 0,10 persen

IHSG menguat 0,10 persen atau 6,61 poin ke 6.816,58 pada penutupan perdagangan sesi pertama.

Sebanyak 228 saham menguat, 252 melemah dan 213 stagnan.

IHSG bergerak di kisaran 6.806,99-6.837,26 sepanjang perdagangan. 

10:45 WIB
IHSG menguat 0,07 persen

IHSG menguat 0,07 persen atau 5,09 poin ke 6.815,06 pada pukul 10.45 WIB.

Sepanjang sesi IHSG diperdagangkan pada rentang 6.812-6.837.

09:00 WIB
IHSG dibuka Hijau

IHSG dibuka menguat 0,14 persen atau 9,70 poin ke 6.819,66 pada awal perdagangan.

Sebanyak 173 saham menguat, 81 saham melemah, dan 286 saham stagnan.


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper