Bisnis.com, JAKARTA - Konglomerat Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir, menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan gas dan amoniak, PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA), sebagai bagian aksi private placement.
Aksi borong saham oleh Boy Thohir bersama Presiden Direktur ESSA Chander Vinod Laroya merupakan transaksi inbreng agar ESSA dapat meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Panca Amara Utama (PAU). Saham PAU dimiliki oleh Boy Thohir dan Vinod, sehingga Boy Thohir dan Vinod tidak membayar pengambilan saham di ESSA, tetapi menukarnya dengan kepemilikan saham di PAU.
Boy Thohir tercatat memborong saham ESSA sebanyak 783,04 juta saham pada 16 Februari 2023 dengan harga transaksi Rp1.205 per saham. Oleh karena itu, nilai transaksi mencapai Rp802,62 miliar.
"Setelah transaksi, Garibaldi Thohir memegang 1,1 miliar saham ESSA atau setara 6,4 persen, dari sebelumnya 320,12 juta atau 2,04 persen," jelas Corporate Secretary ESSA Shinta Dumasari Utami dalam keterangan resmi, Senin (20/2/2023).
Chander Vinod Laroya juga memborong saham ESSA sebanyak Rp802,62 miliar, dengan perincian jumlah saham yang dibeli 783,04 juta saham di harga Rp1.025 per saham. Tanggal transaksi sama pada 16 Februari 2023.
Aksi borong saham oleh Boy Thohir dan Vinod merupakan bagian aksi korporasi Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement ESSA sebanyak 1,56 miliar saham.
Baca Juga
Dana yang diterima ESSA melalui private placement akan digunakan untuk meningkatkan investasi pada anak perusahaan, PT Panca Amara Utama (PAU).
Vinod dan Garibaldi sebelumnya masing-masing bakal menjual 116.510 lembar saham PAU senilai US$55,59 juta kepada ESSA. Artinya, pembelian jumlah saham setara 233.020 lembar tersebut senilai US$111,18 juta setara Rp1,67 triliun.
KINERJA 2022
Sementara itu, ESSA mencatatkan kinerja cemerlang pada 2022. ESSA memecahkan rekor pendapatan pada 2022 mencapai US$731 juta atau naik 141 persen dari tahun sebelumnya, serta laba bersih melambung 1.438 persen ke US$220,79 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sepanjang 2022, ESSA mencatatkan pendapatan mencapai US$731,49 juta atau Rp11,4 triliun (estimasu kurs Jisdor 30 Desember 2022 Rp15.592 per dolar AS) atau naik 141 persen dari tahun sebelumnya sebesar US$303,43 juta.
“Kami mengumumkan rekor pendapatan tertinggi kami pada 2022, membangun keunggulan operasional yang konsisten didukung oleh harga amoniak dan LPG yang lebih tinggi,” kata Presiden Direktur ESSA Chander Vinod Laroya dalam keterangan pers, Senin (20/2/2023).
Chander menjelaskan, kinerja ESSA didorong oleh pasar komoditas global yang tetap meningkat dengan situasi geopolitik yang mendorong kenaikan harga. Hal ini mendorong Eropa mengurangi kapasitas mereka karena lonjakan harga gas alam.
“Harga realisasi Amoniak ESSA melonjak 91 persen yoy menjadi USD$887 per metrik ton sementara produksi Amoniak meningkat 34 persen yoy menjadi 760.815 metrik ton yang menciptakan rekor pendapatan di bisnis Amoniak yang berkontribusi 93 persen terhadap Pendapatan ESSA pada 2022,” jelasnya.
Di samping itu laba bersih tahun berjalan ESSA tercatat mencapai US$220,79 juta (Rp3,44 triliun), melambung 1.438,60 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$14,35 juta.