Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Anjlok 3 Persen Sepekan, Dolar AS Ngamuk

Harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 3 persen minggu ini, dan lebih rendah secara tahunan (year-on-year).
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melemah secara mingguan akibat meningkatnya persediaan minyak di Amerika Serikat dan prospek kebijakan moneter Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, pada Jumat (17/2/2023) pada 17.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 2,31 persen ke US$76,68 per barel, sementara minyak Brent turun 2,10 persen ke US$83,35 per barel.

Harga WTI yang jatuh hari ini menandakan penurunan untuk hari keempat dalam jangka kerugian terpanjang tahun ini. Patokan minyak mentah AS telah turun lebih dari 3 persen minggu ini, dan lebih rendah secara tahunan (year-on-year). Data minggu ini menunjukkan peningkatan minyak dalam inventaris AS, yang membengkak menjadi yang terbesar sejak 2021.

Investor mempertimbangkan prospek kebijakan moneter The Fed yang jauh lebih ketat karena bank sentral AS berupaya menurunkan inflasi. Dua pejabat The Fed, yaitu Loretta Mester dan James Bullard, telah memberi isyarat bahwa mereka mungkin mendukung kembali kenaikan suku bunga yang lebih tajam. Sentimen ini membantu dolar, yang merupakan hambatan bagi sebagian besar komoditas.

Minyak telah berjuang tahun ini meskipun China bangkit kembali dari kebijakan zero Covid dan rencana Rusia untuk memangkas pasokan pada Maret 2023 sebagai tanggapan atas sanksi yang diberlakukan karena perang di Ukraina.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya telah menjelaskan bahwa mereka tidak akan meningkatkan produksi untuk mengimbangi langkah Moskow.

“Pasar tampaknya terfokus pada pelemahan yang kita lihat di AS. Segalanya dapat berubah dengan sangat cepat. Saya menduga kita akan melihat peningkatan permintaan yang terkoordinasi dari China dan AS nanti di kuartal pertama atau awal kuartal kedua, saat itulah pasar akan bersemangat,” kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia & New Zealand Banking Group Ltd.

Penurunan minyak terjadi di tengah penurunan luas aset berisiko, seperti pasar saham bersama dengan komoditas lain termasuk tembaga. Adapun indeks dolar naik 0,4 persen.

Dolar AS juga tampak naik ke level tertinggi enam minggu pada Jumat karena data ekonomi AS yang kuat menyebabkan para pedagang bertaruh lebih banyak pada kenaikan suku bunga di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper