Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sebanyak 70 perusahaan akan listing atau melantai di pasar modal tahun ini. Angka in naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 67 perusahaan.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, selain menambah target jumlah perusahaan tercatat, BEI juga menargetkan jumlah investor meningkat hingga 35 persen di tahun 2023 ini.
"Di 2023 dari sisi pipeline sudah menunjukkan kondisi tercapainya target yang lebih tinggi. Kalau transaksi sebelumnya hanya Rp14,7 triliun, kita tingkatkan menjadi Rp14,75 triliun, Listing sebelumnya 67 jadi 70. Kemudian Strcutured Warrant kami ada instrumen baru yang kita harapkan bisa menggairahkan pasar dan investor, pencapaian 2022 investor mencapai 10,23 juta, di 2023 jadi 14 juta atau meningkat 35 persen," katanya dalam Economy Outlook 2023, Selasa (14/2/2028).
Dari sisi perusahaan yang akan tercatat di bursa tahun ini, Nyoman mengungkapka si pipeline sudah ada 17 yang tercatat dan 33 masih mengantre serta 50 perusahaan lainnya sudah mendaftar.
"Jarang di awal tahun ada 17 listing dan pipeline di 33, dan 50 yang sudah ada di proses yang siap untuk tercatat, hanya sampai dengan Februari, kita punya 10 bulan lagi, semoga stabil," kata Nyoman.
Dari sisi sektor usaha, perusahaan yang akan tercatat memberi sinyal bahwa semua sektor masih bertumbuh. Ada sekitar 13 sektor di BEI dari berbagai sektor yang terpantau bertumbuh.
Baca Juga
"Beberapa yang merepresentasikan sektoral dari perusahaan tercatat terbaru ada dari sektor teknologi, energi juga mulai menggeliat, transportasi dan logistik, dan healthcare. Itu yang bertumbuh selain sektor yang lain," tambahnya.
Nyoman mengatakan, dintengah berbagai ancaman makroekonomi, pasar modal Indonesia masih mencatat kinerja cukup baik, dibandingkan dengan bursa lainnya di Asia.
"Kinerja ini juga tentu memberikan tantangan bagi kami bukan hanya meningkatkan jumlah perusahaan tercatat, tapi juga meningkatkan kualitas dari perusahaan tercatat," jelasnya.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan, optimisme pasar modal tahun ini juga didorong oleh arah kebijakan ekonomi dan infrastruktur Indonesia yang cukup baik, sehingga akan meningkatkan ketertarikan pada pasar modal Indonesja.
"Ada kesempatan yang pertama recovery ekonomi domestik, kita sudah merasakan bagaimana pemerintah menjaga arah kebijakan ekonomi, pandemi dihandle dengan baik dan harmonisasi regulasi P2SK sudah terbit sehingga bisa menstimulus pertumbuhan di pasar modal," imbuhnya.