Bisnis.com, JAKARTA – Saham Tesla Inc. di Wall Street melambung pada perdagangan Kamis (9/2/2023) waktu setempat sehingga posisinya naik dua kali lipat dari posisi terendah pada awal Januari 2023. Lonjakan saham terdorong oleh meningkatnya minat investor terhadap saham teknologi dan sinyal permintaan kendaraan listrik yang pulih.
Mengutip Bloomberg, Jumat (10/2/2023), saham Tesla ditutup naik 3 persen menjadi US$207,32, sehingga telah mengalami kenaikan 104 persen dari posisi terendah intraday pada 6 Januari lalu. Saham Tesla kini telah memantul dari penurunan 65 persen pada 2022.
Saham-saham dengan pertumbuhan berisiko, yang terpukul keras tahun lalu di tengah kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan resesi, telah bangkit kembali pada 2023.
Penguatan saham didukung oleh optimisme tentang ekonomi telah kembali dan investor bertaruh siklus kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve mendekati akhir.
Pada saat yang sama, pendapatan Tesla pada bulan lalu, dan serentetan berita positif tentang kredit pajak untuk kendaraan listrik, telah memberikan dorongan lebih lanjut pada saham perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini.
“Tesla naik begitu cepat karena pasar yang percaya bahwa Fed akan datang untuk menyelamatkan. Hasil kuartal keempat yang bagus dan pemotongan harga untuk permintaan turbocharge juga membantu,” kata Eric Schiffer, kepala eksekutif perusahaan ekuitas swasta Patriarch Organization di Los Angeles.
Baca Juga
Awal Februari, pemerintahan Biden mengatakan akan memperluas kredit pajak kendaraan listrik yang baru diubah sehingga memungkinkan pembeli SUV berharga hingga US$80.000 akan menerima kredit tersebut. Kebijakan itu positif untuk Tesla.
Secara terpisah, perusahaan telah melihat lonjakan permintaan untuk mobilnya setelah pemotongan harga yang besar pada Januari 2023. Ini memungkinkan Tesla untuk melakukan sedikit kenaikan harga.
Adapun lonjakan saham Tesla sebesar 68 persen tahun ini jauh melebihi Indeks Nasdaq 100, yang naik 13 persen, serta Indeks NYSE FANG+, yang telah naik 28 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date) 2023.
Hiruk pikuk perdagangan spekulatif dalam beberapa minggu terakhir membuat investor ritel terburu-buru ke beberapa saham favorit mereka. Kondisi ini dapat menjelaskan sebagian dari euphoria saham teknologi, mengingat popularitas Tesla di kalangan pemegang saham individu.
“Tesla jelas menjadi target utama pembelian ritel sepanjang tahun ini. Investor ritel yang membeli saham bukanlah hal yang aneh, mengingat Tesla adalah favorit ritel,” kata Marco Iachini, wakil presiden senior penelitian di Vanda Securities.
Sebagai catatan, penurunan tajam Tesla selama setahun terakhir membawa pukulan yang signifikan bagi para investor mom-and-pop. Baru minggu ini, Tesla sendiri menarik 33 persen bagian dari keseluruhan pembelian bersih di semua sekuritas AS, menurut analis Vanda.
Arus ritel besar ke saham Tesla datang menjelang investor day perusahaan pada 1 Maret 2023, di mana Musk diperkirakan akan mengungkap versi ketiga dari rencana induk perusahaan.
Terlepas dari reli yang menantang, saham pembuat EV ini masih turun 49 persen dari level tertinggi sepanjang masa di US$409,97 yang pernah dicapai pada awal November 2021. Sementara itu, skeptisisme pasar juga masih berlanjut tentang model terbaru produksi Tesla, yakni semi heavy-duty truck.