Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Penyebab Saham-saham Emiten Baru Boncos Usai IPO

Saham yang baru IPO memiliki tingkat volatilitas cukup tinggi dan masuk kategori high risk-high return.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas saham-saham pendatang baru di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan harga sejak pertama kali melantai pada 2023. Dari 17 perusahaan yang melantai, hanya 7 saham yang harganya lebih tinggi daripada saat IPO.

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengemukakan bahwa pergerakan saham yang baru IPO memiliki tingkat volatilitas yang cukup tinggi dan masuk kategori high risk-high return.

“Beberapa pelaku pasar mungkin cenderung menerapkan strategi trading jangka pendek pada saham IPO dikarenakan saham tersebut masih belum memiliki trade record dan cenderung sensitif terhadap berbagai sentimen,” kata Ike, Rabu (8/2/2023).

Dia mencatat bahwa saham-saham anyar, baik di papan akselerasi, pengembang maupun papan utama memiliki pergerakan yang fluktuatif. Selain itu, terdapat investor yang membeli saham IPO hanya untuk memanfaatkan kenaikan harga saham IPO di pasar sekunder tanpa memperhatikan kondisi fundamental.

Penurunan harga saham IPO memberi indikasi bahwa investor hanya memanfaatkan momentum kenaikan saham setelah penawaran umum perdana saham. Dia mengemukakan adanya kecenderungan kenaikan harga hanya terjadi pada pekan awal listing.

“Oleh karena itu, investor diharapkan membeli saham dengan tetap memperhatikan valuasinya. Belilah saham yang setidaknya memiliki rasio PER yang lebih murah daripada industrinya serta memiliki tujuan penggunaan dana IPO untuk ekspansi,” lanjut Ike.

Penggunaan dana IPO yang jelas bakal memberi prospek pertumbuhan laba yang bisa diharapkan sehingga bisa membagikan dividen di kemudian hari. Dengan demikian, kerugian yang mungkin timbul karena fluktuasi harga di pasar bisa disubstitusi dengan dividen.

“Jika saham IPO yang kita beli harganya mengalami fluktuasi, maka kita masih tetap tenang karena telah berinvestasi pada perusahaan yang profitable, undervalue dan memiliki komitmen untuk membagikan dividennya,” kata Ike.

Bisnis mencatat PT Mitra Tirta Buana Tbk. (SOUL) menjadi saham anyar dengan koreksi terdalam sampai dengan 8 Februari 2023. Melantai dengan harga Rp110, saham SOUL kini bisa ditebus di mahar Rp37 per saham. Perubahan harga tersebut merefleksikan koreksi sebesar 66,36 persen.

Sementara itu, saham yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah produsen wine PT Hatten Bali Tbk. (WINE). WINE kini dibanderol Rp372 per saham. Harga itu telah melesat 188,37 persen daripada saat IPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper