Bisnis.com, JAKARTA — Tahap penjurian ajang Bisnis Indonesia Top BUMN Awards 2022 berlanjut pada Rabu (12/10/2022). Dalam tahap penjurian kali ini, para kandidat untuk kategori CFO BUMN menjalani sesi wawancara virtual dengan para juri.
Penilaian kategori CFO BUMN ditempuh dengan melihat aspek inovasi, transformasi, serta target finansial perusahaan di tengah situasi ekonomi global serta domestik pada masa pandemi Covid-19.
Penjurian kategori Top CFO BUMN ini dilakukan oleh Ketua Umum Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Profesor Mardiasmo, CEO Gobel International Hiramsyah Thaib, dan Direktur Jurnalindo Aksara Grafika (Bisnis Indonesia) Hery Trianto.
Sejumlah gebrakan dan transformasi dipaparkan oleh para direktur keuangan perusahaan pelat merah dalam sesi penjurian kali ini. Perubahan yang diterapkan diharapkan bisa memperbaiki performa perseroan pada tahun pemulihan.
Direktur Keuangan Pegadaian Ferdian Timur Satyagraha dalam paparannya mengemukakan transformasi perusahaan mencakup jangkauan nasabah yang kini lebih luas. Nasabah Pegadaian, lanjutnya, tidak lagi didominasi oleh kelompok menengah ke bawah berusia di atas 45 tahun sebagaimana terlihat sebelum 2018.
“Saat ini sudah menjangkau semua kalangan dan sudah masuk ke milenial lewat layanan tabungan emas yang merambah layanan digital,” kata Ferdian.
Baca Juga
Ferdian mengatakan potensi pengembangan lembaga keuangan di Indonesia masih bisa dieksplorasi, mengingat penetrasi baru menjangkau sekitar 9,7 juta penduduk. Menurutnya, fungsi literasi keuangan menjadi bagian penting transformasi Pegadaian.
Direktur Keuangan ASDP Ferry Indonesia Djunia Satriawan mengemukakan pendapatan perseroan kembali tumbuh pada 2021 dan menyentuh rekor tertinggi setelah sempat turun 3,3 persen pada 2020 di tengah pandemi. Data sementara memperlihatkan pendapatan ASDP selama Januari—Agustus 2022 mencapai Rp2,84 triliun, didukung oleh kenaikan di semua lini bisnis penyebrangan.
Sementara itu, Direktur Keuangan Permodalan Nasional Madani (PNM) Ninis Kesuma Adriani menagatakan salah satu perbaikan yang telah ditempuh perusahaan adalah pada aspek arus kas. Kas dan setara kas PNM sempat menyentuh Rp4,46 triliun pada 2020 dan Rp4,02 triliun pada 2021. Adapun sampai September 2022, nilainya turun menjadi Hanya Rp1,86 triliun.
“Kas dan setara kas yang dimiliki PNM itu sangat berlebihan dan idle. Sebelumnya nilai tersebut dipertahankan karena ada kekhawatiran teman-teman di lapangan tidak memiliki uang. Saya turunkan angkanya. Saya targetkan akhir tahun seharusnya maksimal hanya Rp1 triliun atau di bawahnya,” kata Ninis.
Kas dan setara kas berhasil diturunkan karena PNM melakukan negosiasi dengan perbankan agar pinjaman tidak fleksibel. Dengan demikian, arus kas PNM ke depannya lebih baik.
Sebagai informasi, saat ini jumlah BUMN telah dikurangi dari 142 perusahaan pada awal 2020 dan menyisakan 41 BUMN pada awal 2022. Target akhirnya, total BUMN hanya akan terdapat 30 perusahaan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembentukan grup dan holding merupakan konsolidasi dan sudah berhasil dari 27 grouping menjadi 12 grouping.
"Hasilnya dirasakan sama-sama laba bersih BUMN tadinya Rp13 triliun sekarang menjadi Rp90 triliun, ini loncatan yang luar biasa," kata Erick beberapa waktu lalu.
Tak terbatas ini, sambungnya, pemerintah juga menutup anak cucu BUMN yang jumlahnya 800 menjadi 51, salah satunya di Pertamina, Garuda, PLN.