Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), PT Indonesia Ferry Properti (IFPRO), mendapatkan suntikan modal sebesar Rp300 miliar untuk pengembangan kawasan Labuan Bajo.
Direktur Utama IFPRO, Ferry Snyders mengatakan dukungan pembiayaan tersebut berasal dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE).
"Fasilitas pembiayaan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan kawasan Marina Terpadu Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, yang merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas [DPSP] nasional," katanya dalam siaran pers, Kamis (31/7/2025).
Dia menjelaskan fasilitas PKE yang disalurkan melalui LPEI dan BCA dengan skema blended financing difokuskan untuk pembangunan proyek new development.
Dana ini digunakan untuk mendanai pengembangan berbagai fasilitas unggulan di kawasan marina, termasuk pembangunan hotel kelas menengah (mid-tier hotel), pengembangan kawasan komersial tahap II, serta pembangunan social club eksklusif.
Ketiga fasilitas tersebut, lanjutnya, akan menjadi pelengkap dari Hotel Meruorah yang telah beroperasi lebih dulu dan menjadi ikon penginapan premium di jantung Labuan Bajo. Dukungan pembiayaan dari LPEI ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mengakselerasi transformasi sektor pariwisata nasional.
Baca Juga
Ferry memprediksi pembangunan new development Labuan Bajo, yakni Hotel Midtier, Kawasan Komersial Tahap II, dan Social Club akan berlangsung dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Dari ketiga proyek ini, Social Club dijadwalkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026, sementara hotel dan kawasan komersial akan terus dalam tahap konstruksi hingga akhir 2026.
Kawasan Marina Terpadu Labuan Bajo yang dikembangkan oleh IFPRO bukan hanya menawarkan fasilitas akomodasi, tetapi juga menciptakan ekosistem pariwisata terpadu yang membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Proyek ini diproyeksikan mampu menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan UMKM lokal, dan menghidupkan rantai pasok industri kreatif dan jasa di wilayah Nusa Tenggara Timur.
"Kami mengapresiasi perhatian dan dukungan pemerintah melalui LPEI terhadap proyek pengembangan marina yang memiliki orientasi ekspor jasa pariwisata," ujarnya.