Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Development (CTRA) Sebut Penjualan Apartemen Lesu Akibat Melubernya Pasokan

PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) catat penjulan yang lesu sepanjang tahun 2022, dipicu oleh kondisi oversupply atau kelebihan pasokan yang terjadi sejak 2013.
Landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA).
Landmark Perumahan CitraRaya Tangerang, salah satu proyek properti besutan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menyebut penjualan segmen apartemen masih lesu sepanjang 2022. Hal ini disebabkan oleh adanya kondisi oversupply atau kelebihan pasokan yang terjadi sejak 2013.

Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan saat ini pihaknya sudah menyerap sedikit demi sedikit dari oversupply yang ada. Namun, ia mengatakan penyerapan membutuhkan waktu yang lama lantaran jumlah oversupply yang besar.

“Sedikit demi sedikit oversupply ini sudah terserap, tetapi karena oversupply-nya massive, maka memakan waktu yg lama,” ujar Harun kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).

Mengenai kondisi tersebut, Harun tidak merinci berapa unit apartemen yang mengalami oversupply. Namun, ia menyebut saat ini CTRA belum memiliki rencana untuk membangun apartemen baru.

Berdasarkan data Colliers, pasokan untuk apartemen strata mencapai 11.874 pada rentang 2010 sampai 2021. Sementara permintaan untuk apartemen dalam kurun waktu yang sama mencapai 10.895 unit.

Berkaca dari data tersebut berarti terdapat kelebihan pasokan apartemen sebanyak 979 unit pada rentang 2010 sampai 2021. Dengan demikian terdapat ketidakseimbangan antara pasokan yang ada dengan penyerapan apartemen.

Laporan keuangan per 30 September 2022 menunjukkan penjualan apartemen CTRA mencapai Rp366,47 miliar. Angka tersebut turun 15,36 persen dari Rp433,02 miliar pada kuartal III/2021.

Kemudian dari sisi persediaan, CTRA memiliki apartemen dalam persediaan senilai Rp1,9 triliun per kuartal III/2022. Persediaan tersebut naik 2,46 persen dari Rp1,86 triliun pada kuartal III/2021.

Lebih lanjut, Harun mengatakan adanya kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen akan berdampak terhadap sektor properti secara umum.

Namun, ia memprediksi kenaikan suku bunga akan berakhir pada kuartal I/2023. Hal ini lantaran inflasi di Indonesia sudah mulai melandai.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Januari 2023 mencapai 0,34 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,66 persen mtm.

Secara tahunan, inflasi pada Januari 2023 mencapai 5,28 persen (year-on-year/yoy), juga lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,61 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper