Bisnis.com, JAKARTA - Sultan Subang Asep Sulaeman Sabanda tercatat hanya berkomitmen minimal satu tahun untuk menjadi pengendali aham PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA).
Berdasarkan prospektus ZATA, Asep Sulaeman Sabanda selaku pengendali dan pemilik manfaat akhir atau ultimate beneficiary owner, menyatakan akan tetap menjadi pengendali sekurang-kurangnya 12 bulan sejak pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ZATA menjadi efektif.
Hal tersebut dituangkan dalam surat pernyataan yang telah ditandatangani Asep per 30 Agustus 2022. Asep melalui PT Lembur Sadaya Investama (LSI) melakukan peningkatan modal disetor/ditempatkan di mana sebelumnya sebesar Rp67 miliar, menjadi Rp339,8 miliar, yang diambil bagian dan disetor LSI sebesar Rp272,8 miliar.
Peningkatan modal oleh LSI ini diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor: 023804, yang selanjutnya disebut Akta No.1 tanggal 1 Juli 2022.
LSI menyatakan telah memahami dan menyatakan dalam jangka waktu 8 bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif, LSI tidak akan mengalihkan seluruh saham yang dimilikinya pada ZATA. Akan tetapi, per Januari 2022, LSI tercatat mengurangi kepemilikan sahamnya di ZATA. Semula, pada IPO LSI mengempit sebanyak 6,196 miliar saham ZATA atau 72,93 persen kepemilikan di ZATA.
Per 17 Januari 2023, kepemilikan LSI di ZATA berkurang menjadi 6 miliar saham atau 70,69 persen. Sehari setelahnya pada 18 Januari 2023, LSI kembali membuang saham ZATA sehingga menjadi 5,286 miliar atau 62,22 persen saham ZATA.
Baca Juga
Manajemen ZATA akhirnya meminta LSI untuk melakukan pembelian saham kembali atau buyback, setelah melakukan penjualan saham pada masa lock-up.
Direktur Bersama Zatta Jaya Ronny Soleh Pahlevi mengatakan pihaknya telah mendapatkan informasi dari LSI, jika mereka berkomitmen untuk melakukan buyback saham yang sebelumnya sudah dijual. Selain itu, kata dia, LSI juga berkomitmen penuh untuk melakukan lock-up saham, sampai masa lock-up selesai.
"Demikian juga dengan manajemen ZATA, kami telah meminta komitmen dari pemegang saham pengendali LSI untuk melakukan buyback dan untuk melakukan lock-up sampai masa lock-up selesai," kata Ronny dalam paparan publik insidentil ZATA, Senin (6/2/2023).
Meski demikian, Ronny tak menjelaskan kapan buyback tersebut akan dilakukan oleh LSI dan di harga berapa buyback tersebut akan dilakukan.