Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara dan migas PT Petrosea Tbk. (PTRO) mulai mewujudkan hasil dari diversifikasi produknya di lini produksi emas. Berbagai langkah diversifikasi yang dilakukan PTRO bisa menjadi katalis positif untuk sahamnya.
Baru-baru ini, Presiden Direktur Petrosea Romi Novan Indrawan mengumumkan bahwa PTRO untuk pertama kalinya memfasilitasi produksi emas dore bullion di proyek tailing management untuk PT Santana Rekso Nindhana.
Produksi emas tersebut dilakukan di tambang emas milik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan langkah-langkah diversifikasi PTRO membawa optimisme dan potensi bagi Perseroan untuk jangka panjang. PTRO melanjutkan diversifikasi bisnisnya ke sektor batu bara, emas, nikel, dan sektor lainnya, termasuk di bidang jasa tambang.
“Peluang PTRO ke depan semakin menarik untuk strategi jangka panjang, reposisi dari sebelumnya, dari hanya kontraktor tambang menjadi pemilik tambang. Sejalan dengan rencana tersebut, nilai perusahaan akan meningkat dan valuasinya akan semakin menarik,” kata Sukarno dalam riset, dikutip Senin (6/2/2023).
Selain itu, PTRO juga berhasil mendapatkan kontrak dari jasa pertambangan dan EPC. Di antaranya kontrak senilai Rp2,89 triliun dengan PT Indo Bara Pratama untuk produksi batu bara, kontrak dengan PT Freeport Indonesia senilai US$137,84 juta untuk memperpanjang durasi proyek tanggul dan PT dengan Masmindo Dwi Area senilai Rp2,9 triliun untuk menggarap proyek Awak Mas.
Baca Juga
PTRO juga mendapatkan persetujuan pekerjaan dari PT Manyar Maju Refinery untuk pembangunan smelter Manyan milik PT Freeport Indonesia dengan nilai kontrak Rp219 juta dengan durasi 13 bulan. Hingga akhir kuartal III/2022, Perseroan membukukan total nilai kontrak sekitar US$1,6 miliar atau setara dengan Rp24,37 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya sampai dengan kuartal III/2022, PTRO juga mencetak pendapatan senilai US$123,4 juta atau naik 12 persen dari kuartal sebelumnya (qoq) dan naik 14 persen dari tahun sebelumnya (yoy).
Capaian tersebut membuat PTRO membukukan total pendapatan selama sembilan bulan 2022 sebesar US$301,6 juta atau naik 9 persen yoy.
Sementara itu, laba bersihnya mencapai US$20,1 juta pada kuartal III/2022 atau naik 130 persen dari kuartal sebelumnya dan melesat 672 persen yoy, dan membuat capaian laba bersih sepanjang sembilan bulan 2022 mencapai US$31 juta atau naik 113 persen yoy.
Dengan catatan tersebut, Kiwoom Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Overweight untuks saham PTRO melihat kesempatan yang ada di masa mendatang.
“Kami juga memperbarui target harga PTRO untuk 12 bulan menjadi Rp6.100 per saham, dari sebelumnya hanya Rp3.300. Ini merefleksikan P/E 8,3 kali, PBV 1,2 kali, dan EV/Ebida 2,6 kali,” kata Sukarno.
Kiwoom Sekuritas Indonesia juga memproyeksikan potensi hasil dividen 2,8 persen pada 2023, dengan asumsi 25 persen dari laba bersih 2022 dan 3,2 persen pada 2024.
Pada penutupan perdagangan Senin (6/2/2023), harga saham PTRO sendiri terpantau naik 4,94 persen atau 240 poin ke Rp5.100. Saham PTRO mencatatkan kenaikan 17,21 persen sepanjang 2023 berjalan (ytd) dan melesat 132,80 persen dari tahun sebelumnya (yoy).
