Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan nilai investasi aset kripto anjlok hingga 64,3 persen pada 2022, padahal jumlah investor di mata uang digital ini telah bertumbuh hingga mencapa 17 juta orang. Bappebti yakin pertumbuhan investasi aset kripto akan positif di 2023 seiring meningkatnya kepercayaan investor.
Data Bappebti menunjukkan nilai transaksi kripto sepanjang 2022 tercatat sebesar Rp306,4 triliun. Angkanya menurun 64,3 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp858,76 triliun.
Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan peminat aset kripto mengalami pertumbuhan namun nilai transaksinya semakin kecil.
“Pelanggan kripto semakin banyak, pada 2021 sekitar 11 juta dan 2022 tumbuh menjadi hampir 17 juta orang, namun memang 70 persen nilai investasi tersebut berada dibawah 500.000 sehingga meski angka investor naik, nilainya turun,” kata Didid, Kamis (2/2/2023).
Penurunan total transaksi kripto, kata Didid, disebabkan oleh kejadian anjloknya aset kripto Terra LUNA.
“Waktu itu LUNA dimana kejadian itu membuat investor berfikir ulang untuk masuk ke kripto. Kripto sangat volatile. Kemudian kondisi ekonomi dunia, dimana perbankan menaikkan suku bunga, tentu orang akan memilih investasi yang lebih stabil, makanya minat terhadap kripto berkurang.
Baca Juga
Didid mengklaim pihaknya berusahan mengembalikan kepercayaan publik dengan membentuk beberapa regulasi terkait kripto salah satunya Bursa kripto yang ditargetkan rampung Juni 2023.
“Kami punya dua kaki yaitu 1 meningkatkan industri dan satu lagi untuk perlindungan masyarakat, tetapi kami lebih ke perlindungan masyarakat,” katanya.
Selain itu, Bappepti akan lebih banyak mendorong koin lokal pada perdagangan kripto ke depannya.
“Saya ingin lebih banyak mendorong koin lokal, karena ketika FTX jatuh, kita tidak tahu itu dimana, siapa itu, kita ga bisa berbuat apa-apa. Tapi kalau koin lokal kan ada di dalam negeri, inisiator proyeknya di dalam negeri blockchainnya ada di dalam negeri. Ketika ada masalah, ekstrimnya saya tinggal lapor bareskrim atau imigrasi,” jelasnya.
Didid menjelaskan koin-koin yang sifatnya dunia itu memang banyak yang pihaknya akui karena peminatnya banyak, namun untuk memastikan keberadaan proyeknya hanya sekedar asumsi.
“Asumsinya adalah karena peminatnya banyak maka dapat dipercaya, kalau tidak ada peminatnya ya jangan. Kami mendukung koin lokal karena ingin meminimalisir kerugian akibat penipuan. Namun soal harga kriptonya kami tidak bisa ngapa-ngapain, kami ga bisa memaksa harga koin lokal akan sama dengan bitcoin, atau nanti harga koin lokal akan turun,” imbuhnya,