Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) berencana mengembangkan modul untuk membantu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur. KRAS juga menyediakan belanja modal US$129,8 juta atau setara Rp1,93 triliun untuk menopang ekspansi tahun ini.
Direktur Utama KRAS Purwono Widodo mengatakan pihaknya akan memasok bahan baku bagian konstruksi hilir untuk pembangunan di IKN. Selain itu, KRAS juga akan mengembangkan modul-modul untuk mempermudah pembangunan atau konstruksi.
“Kalau dari Krakatau Steel ini merupakan order yang bagus,” ujar Purwono saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (2/2/2023).
Lebih lanjut, Purwono mengatakan KRAS juga berencana untuk fokus pada konstruksi secara padat modul. Hal ini berarti KRAS akan membuat modul sebagai alat yang digunakan untuk mengendalikan suatu proyek konstruksi.
Dia mengatakan IKN merupakan sebuah proyek infrastruktur besar dari pemerintah. KRAS sebagai perusahaan BUMN juga berkewajiban untuk melakukan pengembangan di wilayah IKN.
Dalam proyek IKN, KRAS akan menggandeng pelaku usaha baja hilir seperti PT Tata Metal Lestari untuk meningkatkan utilitas kapasitas produksi industri. Adapun pasar yang ditargetkan adalah produk hilir seperti baja ringan.
Baca Juga
Rata-rata utilitas kapasitas produksi industri baja hilir sebesar 45 persen pada tahun lalu dinilai terlalu rendah untuk menggerakkan daya saing produk dalam negeri.
Anak usaha KRAS, yakni PT Krakatau Bandar Samudera juga berencana pengembangan Krakatau International Port, Cilegon. Pelabuhan itu nantinya akan menjadi multipurpose terminal hingga melayani pengelolaan pelabuhan di IKN.
KRAS membidik total pendapatan sebesar US$1,87 miliar atau setara dengan Rp28,03 triliun (kurs jisdor Rp14.991) pada 2023. Selain itu, KRAS membidik EBITDA sebesar US$142 juta atau sekitar Rp2,12 triliun dan net income sebesar US$88,42 juta atau sebesar Rp1,32 triliun.
Purwono mengatakan akan fokus pada transformasi bisnis perusahaan melalui efisiensi biaya, kerja sama operasi dan menyukseskan klaster baja 10 juta ton pertahun, kerja sama dengan mitra dalam rangka reaktivasi fasilitas ISM BFC, serta pemenuhan kewajiban restrukturisasi Tranche B.
Sementara itu, alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) 2023 KRAS secara konsolidasi dianggarkan sebesar US$129,8 juta. Capex tersebut kata Purwono bersumber dari ekuitas perusahaan serta pinjaman bank.