Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK) mencatatkan kenaikan pendapatan 40,97 persen menjadi Rp26,22 miliar berdasarkan prospektus initial public offering (IPO).
Menurut Direktur Utama Solusi Kemasan Digital Denny Winoto mengatakan kenaikan kinerja disebabkan oleh pulihnya permintaan dari pelanggan. "Peningkatan ini terutama dikarenakan, lebih dari 50 persen penjualan terdiri dari pelanggan yang memesan kembali. Pelanggan-pelanggan tersebut didapatkan pada tahun-tahun sebelumnya," ujar Denny dalam keterangan resmi, Kamis (2/2/2023).
Menurutnya permintaan produk PACK naik berkat peningkatan kualitas dan kecepatan produksi, sehingga kepuasan pelanggan meningkat. Adapun
"Hal tersebut mulai membuahkan hasil pada tahun 2022, sewaktu pelanggan yang didapatkan pada tahun sebelumnya mulai banyak yang memesan kembali produk kami. Sehingga, perseroan tidak perlu terlalu agresif dalam mendapatkan pasar, supaya dapat mulai membukukan laba," kata Denny.
Berdasarkan data di laman e-IPO, diakses Kamis (2/2/2023), perusahaan percetakan digital untuk kemasan fleksibel ini mematok harga Rp162 per saham untuk penerbitan maksimal 308 juta saham baru. PACK menargetkan untuk meraih dana segar maksimal Rp49,89 miliar dari IPO ini.
Sekitar 21 persen dana hasil penawaran umum akan digunakan PACK untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) dalam rangka pengembangan sistem informasi dan teknologi FlexyPack System 2.0 dengan jangka waktu 4 tahun. Rencana ini akan langsung dieksekusi oleh tim software developer internal setelah dana hasil IPO diterima.
Baca Juga
Sementara itu, sisa dana hasil IPO sekitar 79 persen akan digunakan sebagai modal kerja dengan rincian sekitar 19 persen untuk pemasaran dan promosi dan 60 persen digunakan untuk keperluan modal kerja seperti bahan baku produksi.
Lebih lanjut, Direktur Utama Solusi Kemasan Digital Denny Winoto mengatakan prospek bisnis di industri kemasan fleksibel digital tercatat mengalami pertumbuhan. Atas dasar itu, dia melihat peluang pasar di industri ini pun semakin terbuka lebar.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan tetap positif seiring dengan tren pemulihan pasca pandemi. Pasalnya, pemerintah memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di 2022 akan sebesar 5,2 persen yoy terutama ditopang oleh komponen konsumsi rumah tangga.
"Seperti yang sudah dibuktikan, pada saat kesulitan akibat kondisi pandemi Covid-19, industri kemasan tetap berjalan dan malah semakin banyak yang memerlukan kemasan pada saat pandemi," kata Denny, dikutip Kamis (2/2/2023).