Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Mereda, Unilever (UNVR) Lebih Optimistis Hadapi 2023

Unilever (UNVR) optimis menatap tahun 2023 setelah inflasi mereda. Perseroan menargetkan kenaikan kinerja ditahun ini.
Sanjiv Mehta (tengah), resmi menjadi Presiden Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). /Bisnis-Iim F. Timorria.
Sanjiv Mehta (tengah), resmi menjadi Presiden Komisaris PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR). /Bisnis-Iim F. Timorria.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten barang konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) optimis membidik kenaikan kinerja yang sejalan dengan pertumbuhan pasar di 2023. Volume penjualan dan level harga produk juga diperkirakan lebih seimbang daripada 2022 saat inflasi cenderung tinggi.

Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti ketika ditemui di sela-sela Mandiri Investment Forum 2023 pada Rabu (1/2/2023) mengatakan 2023 menjadi tahun yang lebih menjanjikan daripada 2022, seiring dengan tingkat inflasi yang tidak setinggi 2022.

“Kami melihat antara [kenaikan] harga dan volume penjualan akan lebih seimbang. Kalau di 2022 lebih banyak kenaikan harga daripada volume. Potensi kenaikan harga masih ada di 2021, tetapi mungkin sedikit di bawah 2022 dan volume cenderung lebih baik,” kata Ira.

Ira melanjutkan pertumbuhan kinerja UNVR diharapkan tidak berada di bawah persentase kenaikan pasar di tengah kondisi yang lebih prospektif pada 2023. Sampai dengan September 2022, UNVR mengakumulasi penjualan sebesar Rp31,53 triliun. Capaian itu naik 5,0 persen dibandingkan dengan Rp30,02 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, perekonomian Indonesia tumbuh 5,40 persen secara kumulatif dari kuartal I/2022 sampai dengan kuartal III/2022.

“Kami ingin pertumbuhan tidak di bawah pasar. Paling tidak sama. Perkiraan tahun ini pertumbuhan market 5–6 persen, jadi kami ingin tidak lebih rendah dari itu,” lanjutnya.

Ira juga memberi bocoran soal kinerja sepanjang 2022 yang diakui penuh tantangan. Dengan kenaikan beban akibat harga komoditas yang tinggi dan kebijakan penyesuaian harga jual yang dibatasi, Ira mengatakan kinerja penjualan telah sesuai ekspektasi UNVR.

“Kinerja penjualan di 2022 sesuai dengan ekspektasi kami. Namun dengan harga komoditas yang tinggi dan kebijakan pricing kami yang tidak ingin terlalu tinggi, tentunya akan berpengaruh ke laba,” kata Ira.

Dia menjelaskan bahwa UNVR tidak ingin mengorbankan volume penjualan dengan melakukan penyesuaian harga yang terlalu signifikan. Perusahaan ingin tetap menjaga keseimbangan kedua aspek tersebut, sembari memperkuat segmen produk premium yang lebih resisten terhadap kenaikan harga.

“Selama ini Unilever kuat di middle class, sementara middle upper bergerak cepat. Kami akan komitmen di portofolio premium dan pertumbuhan segmen ini harusnya lebih tinggi dari total perusahaan,” tambahnya.

Sampai penutupan perdagangan sesi pertama pada Kamis (2/2/2023), saham UNVR menguat 1,30 persen ke Rp4.690. Mahar UNVR cenderung terkoreksi dalam sepekan terakhir. Hal ini diikuti dengan aksi jual asing yang mencapai Rp44,7 miliar di semua pasar dalam seminggu ini menurut data RTI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper