Bisnis.com, JAKARTA — Investor strategis dari Timur Tengah akan ikut berpartisipasi dalam penawaran umum perdana saham atau IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), entitas usaha PT Pertamina (Persero).
Hal ini dikemukakan oleh Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana di sela-sela penyelenggaraan Mandiri Investment Forum. Meski tidak secara spesifik menyebutkan entitas yang berpartisipasi dalam IPO PGEO, dia mengatakan bahwa keikutsertaan investor asing merupakan bagian dari Indonesia Investment Authority (INA). Mandiri Sekuritas sendiri merupakan penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO PGE.
“Iya ada investor besar yang akan berpartisipasi dalam IPO ini dan dari Timur Tengah salah satunya. Mereka dibawa oleh INA. INA juga akan berpartisipasi,” kata Oki, Rabu (1/2/2023).
Oki tidak menjelaskan persentase saham yang akan ikut dicaplok oleh investor asing tersebut. Sebagaimana diketahui, PGEO akan menawarkan sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham dengan nilai nominal Rp500 atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
PGEO menetapkan kisaran harga perdana di rentang Rp820—Rp945 sehingga dana IPO yang berpotensi diraih mencapai Rp9,78 triliun dan serendah-rendahnya Rp8,48 triliun.
“Untuk IPO PGEO, Sudah ada investor strategis yang sangat besar sekali yang berpartisipasi. Ini menunjukkan investor asing tertarik masuk ke kita dibandingkan dengan emerging markets lain,” tambahnya.
Baca Juga
Oki menjelaskan bahwa penawaran umum perdana saham dari perusahaan berkualitas dengan nilai emisi besar akan menjadi salah satu katalis yang menarik investor asing ke pasar saham Tanah Air. Dia membocorkan bahwa sampai saat ini Mandiri Sekuritas tengah menyiapkan IPO dengan nilai di atas Rp1 triliun.
“Ada beberapa yang kami proses dengan potensi issuance yang menarik investor asing, nilainya jauh di atas Rp1 triliun. Mereka melihat emerging market lain growth tidak setinggi kita, terutama di sektor luar komoditas,” kata dia.
PGEO berencana untuk menggunakan 85 persen dana IPO untuk pengembangan usaha sampai 2025. Rinciannya, sekitar 55 persen akan digunakan sebagai capital expenditure (capex) atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini, yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing PGEO.
Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lahendong, WKP Hululais, WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Gunung Way Panas, WKP Sungai Penuh, dan WKP Gunung Sibayak-Gunung Sinabung.
Kemudian sekitar 33 persen akan digunakan untuk capex pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional PGEO saat ini yang dilakukan melalui pengembangan konvensional dan utilisasi cogeneration technology, untuk mengantisipasi kebutuhan pasar baru. Pengembangan ini sebagian besar akan digunakan antara lain untuk WKP Lumut Balai dan Margabayur, WKP Hululais, WKP Gunung Way Panas, dan WKP Kamojang-Darajat.
Kemudian sekitar 12 persen akan digunakan untuk capex atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.
Adapun, sebesar 15 persen sisa dana hasil IPO atau sebanyak-banyaknya sampai US$100 juta akan digunakan untuk pembayaran sebagian facilities agreement tertanggal 23 Juni 2021 antara PGEO dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebagai Facility Agent.