Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia belum lama ini menaikan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin ke level 5,75 persen. Tingginya tingkat suku bunga disebut bakal membuat return atau kinerja reksa dana pasar uang makin menarik.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga mengatakan, strategi perseroan dalam meracik reksa dana pasar uang pada tahun ini, yakni dengan tetap selektif dalam memilih instrumen pasar uang yang menjadi underlying.
"Credit analysis menjadi tumpuan utama kami. Aset yang menjadi pilihan sebenarnya tetap sama yaitu instrumen pasar uang dan obligasi di bawah satu tahun dan juga deposito berjangka," kata Antony kepada Bisnis, dikutip Minggu (27/1/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengungkapkan, strategi Pinnacle yakni dengan fokus terhadap likuiditas dan kualitas kredit dari bank atau issuers.
Dia menyebut instrumen underlying di reksa dana pasar uang yang dikelola, ditempatkan di pasar uang atau deposito di sejumlah bank yang memenuhi kriteria Pinnacle
Hal yang sama juga berlaku untuk instrumen obligasi jangka pendek. Menurut Guntur obligasi jangka pendek harus memiliki investment grade rating dan juga kualitas kredit yang baik.
"Secara keseluruhan di kondisi tren kenaikan suku bunga tentunya instrumen pasar uang juga akan menyesuaikan dengan tingkat bunga di pasar secara bertahap," kata Guntur.
Sementara itu, strategi Syailendra Capital untuk mengantisipasi peningkatan suku bunga adalah dengan menjaga keseimbangan antara porsi obligasi dan deposito.
"Strategi kami dalam mengantisipasi peningkatan suku bunga ialah menjaga porsi antara obligasi dan deposito menjadi lebih seimbang sehingga peningkatan suku bunga dapat lebih cepat terefleksi," kata Tim Investment Syailendra Capital dalam keterangan tertulis.
Reksa Dana Pasar Uang Cocok untuk Siapa?
Lebih lanjut Tim Investment Syailendra Capital menyebut instrumen reksa dana pasar uang cocok bagi investor yang memiliki toleransi risiko yang rendah.
Dia mencontohkan, investor pemula atau untuk investor yang mempunyai kebutuhan dalam jangka pendek.
Sementara itu, Antony menyebut, reksa dana pasar uang secara teori lebih cocok untuk investor konservatif dengan ekspektasi return yang stabil dan volatilitas yg rendah.
Namun, lanjut Antony produk reksa dana pasar uang selama ini menjadi salah satu pintu masuk utama untuk investor reksa dana tingkat pemula. Hal ini mengingat tingkat literasi dan edukasi keuangan investor di Indonesia masih perlu ditingkatkan lebih lanjut.
"Intinya beberapa tahun ke depan reksa dana pasar uang akan selalu menjadi salah satu pilihan yang utama untuk kelompok investor pemula," katanya.