Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Cenderung Datar Terimbas Kenaikan Stok AS yang di Bawah Ekspektasi

Harga minyak cenderung datar pada akhir perdagangan Rabu (26/1/2023). Hal ini dikarenakan kenaikan stok minyak mentah AS yang lebih kecil dari perkiraan.
 Anjungan minyak/Bloomberg
Anjungan minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak cenderung datar pada akhir perdagangan Rabu (26/1/2023), setelah data pemerintah menunjukkan kenaikan yang lebih kecil dari yang diperkirakan dalam persediaan minyak mentah AS.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik tipis hanya 2 sen, menjadi  80,15 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret sedikit melemah 1 sen menjadi ditutup pada 86,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga acuan Brent tergelincir 2,3 persen dan WTI merosot 1,8 persen pada sesi Selasa (24/1/2023) setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS berkontraksi pada Januari selama tujuh bulan berturut-turut, meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan Rabu (25/1/2023) bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu naik 0,5 juta barel selama pekan yang berakhir 20 Januari. Para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan pasokan minyak mentah AS menunjukkan penurunan 2,4 juta barel.

Menurut EIA, total persediaan bensin motor meningkat 1,8 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan bahan bakar sulingan turun 0,5 juta barel.

Harga WTI sempat naik lebih dari satu dolar AS per barel pada Rabu (25/1/2023) menyusul laporan EIA. "Pasar menganggap laporan tersebut agak mendukung," kata Analis Price Futures Group, Phil Flynn dikutip Antara, Kamis (26/1/2023).

"Jika kita melihat minyak mentah, peningkatan stok AS jauh lebih kecil dari yang diantisipasi, dan itu menimbulkan kekhawatiran tentang keterbatasan pasokan. Tidak ada pasokan cadangan, seperti biasanya, karena Cadangan Minyak Strategis sangat berkurang," Ujarnya.

Di tempat lain di sisi pasokan, volume akan tetap stabil karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan akan mendukung tingkat produksi kelompok saat ini pada pertemuan 1 Februari, kata sumber OPEC+, pada Selasa (24/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper