Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Rupiah Dibuka Melemah, Nyaris Balik Lagi ke 15.000

Nilai tukar rupiah kembali dibuka melanjutkan pelemahan ke Rp14.977 per dolar AS akibat minimnya katalis positif.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA –  Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan Kamis (26/1/2023), namun masih sanggup bertahan di bawah Rp15.000.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah tipis 0,08 persen atau 12,5 poin ke Rp14.977 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga terpantau melemah 0,04 persen ke 101,60.

Sejumlah mata uang di Asia juga terpantau melemah dengan menguatnya indeks dolar AS, di antaranya won Korea Selatan melemah 0,02 persen, yuan China melemah 0,25 persen, dan baht Thailand melemah 0,03 persen.

Sebelumnya, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Arga Samudro mengatakan penguatan rupiah belakangan ini akan kembali terbatas karena minim katalis positif.

“Selain libur panjang Tahun Baru Imlek di beberapa wilayah, minimnya katalis penggerak karena masih terbatasnya pengumuman data-data makro dan indikator bisnis yang penting membuat pergerakan harga di pasar financial global berada di rentang yang terbatas,” ujarnya dalam riset, Rabu (25/1/2023).

Imbal hasil US Treasury 10 tahun cenderung flat di level 3,45 persen, hampir tidak merespon pengumuman data survey S&P Global Manuf indeks PMI yang masih bergelut di zona kontraksi untuk AS.

Namun secara umum, ada perbaikan tipis yang terlihat di indeks tersebut untuk wilayah Uni Eropa, Jerman dan Inggris. Hal ini menandakan bahwa bagian terburuk dari perlambatan ekonomi akibat hyperinflation di Eropa sudah hampir menemui titik terdalam.

“Sehingga diperkirakan European Bank Central [ECB] mungkin akan mempertimbangkan untuk mulai menerapkan stance yang lebih netral kedepannya seiring dengan perkiraan tekanan inflasi di musim dingin yang tidak seburuk perkiraan sebelumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, rupiah terus mengalami penguatan menembus ke bawah Rp15.000 per dolar AS, didorong oleh sentiment pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama akibat dari ekspektasi bahwa The Fed akan mulai mengurangi agresitivitas pengetatan kebijakan moneternya pada FOMC meeting Februari nanti.

“Oleh karenanya, kami melihat penurunan imbal hasil SUN 10 tahun berpotensi lanjut ke arah 6,60 pada hari ini dengan penguatan Rupiah mungkin tertahan sedikit karena minim sentimen positif lanjutan dan diperkirakan bergerak di rentang Rp14.850- Rp14.890 per dolar AS,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper