Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Kena Hantam Dolar AS, Rupiah Bertengger di Bawah Rp15.000

Selain rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga terpantau melemah dengan menguatnya indeks dolar AS hari ini.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Rabu (25/1/2023), namun masih sanggup bertahan di bawah Rp15.000.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,54 persen atau 80,5 poin ke Rp14.968 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,07 persen ke 101,99.

Sejumlah mata uang di Asia juga terpantau melemah dengan menguatnya indeks dolar AS, di antaranya won Korea Selatan melemah 0,08 persen, peso Filipina melemah 0,37 persen, yuan China melemah 0,25 persen, dan baht Thailand melemah 0,15 persen.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Arga Samudro penguatan rupiah belakangan ini akan kembali terbatas karena minim katalis positif.

“Selain libur panjang Tahun Baru Imlek di beberapa wilayah, minimnya katalis penggerak karena masih terbatasnya pengumuman data-data makro dan indikator bisnis yang penting membuat pergerakan harga di pasar finansial global berada di rentang yang terbatas,” ujarnya dalam riset, Rabu (25/1/2023).

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun cenderung flat di level 3,45 persen, hampir tidak merespon pengumuman data survey S&P Global Manuf indeks PMI yang masih bergelut di zona kontraksi untuk AS.

Namun secara umum, ada perbaikan tipis yang terlihat di indeks tersebut untuk wilayah Uni Eropa, Jerman dan Inggris. Hal ini menandakan bahwa bagian terburuk dari perlambatan ekonomi akibat hyperinflation di Eropa sudah hampir menemui titik terdalam.

“Sehingga diperkirakan Bank Sentral Eropa [ECB] mungkin akan mempertimbangkan untuk mulai menerapkan stance yang lebih netral ke depannya seiring dengan perkiraan tekanan inflasi di musim dingin yang tidak seburuk perkiraan sebelumnya,” imbuhnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, rupiah berhasil menembus ke bawah level piskologis Rp15.000 per dolar AS, didorong oleh sentimen pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama akibat ekspektasi The Fed akan mulai mengurangi agresitivitas pengetatan kebijakan moneter pada pertemuan Februari 2023. 

“Oleh karenanya, kami melihat penurunan imbal hasil SUN 10 tahun berpotensi lanjut ke arah 6,60 pada hari ini dengan penguatan Rupiah mungkin tertahan sedikit karena minim sentiment positif lanjutan dan diperkirakan bergerak di rentang Rp14.850- Rp14.890 per dolar AS,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper