Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki awal tahun Kelinci Air, harga Bitcoin diperkirakan masih akan mengalami pelemahan akibat sejumlah faktor.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada hari ini aset kripto itu kemungkinan dibuka fluktuatif. Namun berpotensi melemah di kisaran US$ 22.461.40/koin - US$ 23.213.50/koin.
Menurutnya, harga Bitcoin pada perdagangan naik ke posisi US$22,774 tertinggi sejak Agustus 2022. Ethereum, mata uang kripto terbesar kedua juga mencatatkan keuntungan signifikan mencapai level tertinggi sekitar US$ 1.674.
Ibrahim menegaskan serangkaian data ekonomi yang lemah minggu lalu dengan penurunan signifikan dalam penjualan ritel dan produksi industri memberi kesan bahwa ekonomi AS melambat tajam pada akhir tahun, meskipun pasar tenaga kerja terus menguat.
Di sisi lain, pasar telah mengumpulkan momentum setelah data baru yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS minggu lalu menunjukkan penurunan inflasi.
Tingkat inflasi tahunan turun menjadi 6,5 persen pada Desember, dibandingkan dengan 7,1 persen pada November. Inflasi yang lebih rendah biasanya dipandang sebagai bullish untuk aset berisiko seperti kripto karena memberikan tekanan pada Federal Reserve AS untuk memperlambat kenaikan suku bunga.
Baca Juga
Analis dan komisaris Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyad mengatakan AS telah kehilangan posisi kepemimpinan pertumbuhan globalnya jika survei PMI terbaru dapat dipercaya. Selain itu, inflasi AS terlihat turun lebih jauh dan lebih cepat dari proyeksi Fed sendiri.
Dalam perdagangan pasar eropa, Bitcoin pada jam 19.20 WIB, menguat di harga U$22,873.50/koin dengan volume transaksi sebesar US$24,47 miliar dengan kapitalisasi pasar US$441,06 miliar.