Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat ke Rp14.887 pada akhir perdagangan Selasa (24/1/2023) di tengah outlook pelemahan dolar AS dan intervensi Bank Indonesia menaikkan suku bunga ke 5,75 persen.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 187,5 poin atau 1,24 persen ke Rp14.887, paling perkasa di Asia. Adapun, indeks dolar AS terpantau melemah 0,33 persen ke 101,80.
Bersama dengan rupiah, nilai tukar yen Jepang menguat 0,57 persen, dolar Singapura menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,26 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,52 persen.
Analis MIFX Faisyal mengatakan, melemahnya dolar AS terjadi karena adanya ekspektasi akan lebih lambatnya laju kenaikan suku bunga AS.
“Pelaku pasar saat ini akan memantau laporan Produk Domestik Bruto AS yang akan dirilis pada Kamis sebelum pertemuan kebijakan Federal Reserve AS di tanggal 31 Januari-1 Februari nanti. Mereka memperkirakan 98 persen peluangnya bahwa bank sentral akan menaikan suku bunga hanya 25 bps pada bulan depan,” jelasnya dalam riset harian, Selasa (24/1/2023).
Sebelumnya Federal Reserve juga telah memperlambat laju kenaikan suku bunga menjadi 50 bps pada Desember lalu, usai kenaikan suku bunga sebesar 75 bps beruntun untuk empat pertemuan sebelumnya.
Baca Juga
Selain itu, kekhawatiran pasar terhadap masalah utang AS yang telah mencapai batas atasnya, dan Kongres yang masih terbagi atas pengesahan tindakan untuk menaikan batasan atas utang juga membawa tekanan pada dolar AS.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan baru-baru ini kepada Kongres bahwa ada potensi gagal bayar AS atas kewajiban utangnya yang dapat mendatangkan malapetaka di pasar keuangan global.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dari sisi internal di tengah ancaman resesi global, pemulihan ekonomi Indonesia yang justru mengalami kenaikan dan merata di seluruh sektor.
“Walaupun Produk Domestic Bruto (PDB) untuk tahun 2022 baru akan dipublikasi pada Februari 2023, yang diperkirakan antara 5,2 - 5,3 persen. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan hanya di 1,7 persen,” jelasnya.
Untuk membantu pemulihan ekonomi, Bank Indonesia (BI) juga terus memperkuat respons bauran kebijakan demi menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi. Bauran kebijakan yang dilakukan adalah memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR yang saat ini sudah mencapai 5,75 persen.
Kemudian, BI juga memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Untuk perdagangan besok, Rabu (25/1/2023, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.860 - Rp15.940 per dolar AS.