Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Battery Corporation (IBC) terus mengawal komitmen investasi ekosistem baterai kendaraan listrik Contemporary Amperex Technology Co. (CATL) yang total nilainya mencapai US$6 miliar atau setara Rp89,77 triliun setelah merampungkan Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam.
Presiden Direktur IBC Toto Nugroho mengatakan pada 16 Januari 2023 telah ditandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) sebagian saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dalam PT Sumber Daya Arindo yang merupakan anak usaha Antam yang menjalankan aktivitas pertambangan bijih nikel. CSPA itu diteken Antam dengan Hong Kong CBL Limited.
CSPA itu, lanjutnya, merupakan bentuk komitmen CATL untuk berinvestasi mulai dari pertambangan, hingga baterai dan daur ulang baterai kendaraan listrik.
"Tahap berikutnya setelah bangun mining akan bangun smeltingnya. Pabrik itu kemungkinan besar di Halmahera Timur," kata Toto di Indonesia Pavilion, Davos, Swiss, baru-baru ini.
Setelah itu, dia mengatakan pabrik baterai electric vehicle (EV) masih dalam kajian apakah akan berlokasi di Jawa atau di Kalimantan Utara. Yang jelas, lanjutnya, CATL berkomitmen untuk berinvestasi dengan total nilai US$6 miliar dan selesai pada 2027 dengan total kapasitas 15 Gwh.
IBC mencatat total potensi investasi di sektor ekosistem kendaraan listrik hingga 2027 mencapai US$25 miliar. Jumlah itu termasuk komitmen investasi dari CATL sebesar US$6 miliar, LG US$9 miliar, ditambah potensi investasi infrastruktur untuk mendukung motor listrik dan ekosistem EV di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca Juga
Seperti diketahui, IBC adalah anak perusahaan BUMN, yang didirikan oleh empat BUMN Indonesia yakni PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), MIND ID, Pertamina, dan PLN.
Sebelumnya, IBC juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama dengan Citaglobal Bhd. asal Malaysia pada 8 Januari 2023. Ruang lingkup MoU adalah kerja sama pengembangan pabrik pembuatan sel baterai dan Battery Energy Storage System (BESS). Kerja sama ini diharapkan dapat saling melengkapi dan memberi nilai lebih untuk kesiapan industri baterai di Indonesia.