Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan Erick Thohir Usai IBC Akuisisi Produsen Motor Listrik Gesits

Erick Thohir khawatir, jika tidak terbentuk standarisasi, produsen dalam negeri bisa dibunuh ketika harus mengikuti standarisasi yang dibentuk merek asing.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan paparan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan paparan saat konferensi pers di Jakarta, Senin (2/1/2023). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Battery Corporation (IBC) belum lama ini resmi mengambilalih sebagian saham produsen dari motor listrik Gesits. Menteri BUMN Erick Thohir berharap IBC bisa mengembangkan standarisasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Erick memberi contoh sederhana terkait dengan standarisasi, seperti soal colokan listrik. Jika tidak bisa membangun ekosistem, akan banyak sekali colokan mobil dan motor listrik berbeda ketika kendaraan merek luar negeri masuk ke Indonesia.

Selain itu, penetapan standarisasi mobil dan motor listrik juga bisa dibangun oleh anak muda Indonesia.

"Kita ada industri custom di Bali ada, di mana mana, kalau distandarisasi nanti ke depan bisa dilakukan pembangunan mobil listrik bisa micro factory, jadi satu pabrik cukup membangun 10.000 mobil, kreator Indonesia membangun mobil listrik versi Indonesia dengan merek Indonesia," katanya dalam konferensi pers BUMN Tumbuh dan Kuat untuk Indonesia 2023, Senin (2/1/2023).

Erick khawatir, jika tidak terbentuk standarisasi, produsen dalam negeri bisa "dibunuh" ketika harus mengikuti standarisasi yang dibentuk merek asing.

"Kalau tidak diatur, nanti baterai listriknya kalau dicolok oleh buatan indonesia tidak hidup, karena dikasih chip komputer. Bayangkan kalau tidak distandarisasi semua, tidak versi Indonesia, banyak bengkel bakal mati, berapa lapangan pekerjaan yang hilang? Jangan kita hanya dijadiin market, sumber daya alam kita dikeruk," tegasnya.

Erick juga menegaskan bahwa Indonesia tidak menutup kemungkinan adanya investasi asing untuk kendaraan listrik seperti dari Hyundai atau Tesla, namun dia berharap produsen Indonesia tetap diberi kesempatan untuk berkembang.

"Jadi IBC di situ, apakah motor nanti ada Gesits, ada private sector lain, nanti akan didorong pemerintah, yang punya investasi di sini akan disubsidi, waktu itu dibicarakan tapi belum ketuk palu. Tapi mereka harus bangun di sini, bukan kita yang impor," paparnya.

IBC menargetkan pembangunan pabrik baterai mobil listrik tuntas pada periode 2025/2026. IBC merupakan kendaraan dari induk usaha tambang pelat merah MIND ID yang bekerja sama dengan dua raksasa produsen baterai global, PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) asal China dan LG Energy Solution asal Korea Selatan. Selain itu saham IBC juga dipegang oleh Pertamina dan PLN.

Kerja sama itu memiliki komitmen investasi senilai US$15 miliar yang bakal dikucurkan untuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper