Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Akhir Pekan Bersama Mayoritas Mata Uang Asia

Rupiah ditutup naik 0,19 persen atau naik 29 poin ke Rp15.075 per dolar AS di tengah pelemahan dolar AS.
Rupiah ditutup naik 0,19 persen atau naik 29 poin ke Rp15.075 per dolar AS di tengah pelemahan dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha
Rupiah ditutup naik 0,19 persen atau naik 29 poin ke Rp15.075 per dolar AS di tengah pelemahan dolar AS. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.075 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (20/1/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup naik 0,19 persen atau naik 29 poin ke Rp15.075 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,08 persen ke 101,74.

Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga menguat seperti rupee India yang menguat 0,25 persen, yuan China menguat 0,11 persen, dan baht Thailand menguat 0,54 persen.

Sementara itu, mata uang Asia yang melemah di antaranya won Korea Selatan sebesar 0,22 persen, dolar Taiwan melemah 0,17 persen, dan yen Jepang melemah 0,29 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan pergerakan variatif mata uang Asia terjadi setelah komentar bernada hawkish dari beberapa pejabat The Fed. Pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi risiko resesi tahun ini.

Sejumlah pejabat The Fed sempat memperingatkan soal kemungkinan biaya pinjaman yang lebih tinggi meskipun kenaikan suku bunga akan lebih lambat.

Dari China, People’s Bank of China memutuskan mempertahankan suku bunga pinjaman acuan di posisi terendah selama lima bulan berturut-turut. Kebijakan diambil untuk menopang prospek pertumbuhan ekonomi China dan menjaga nilai yuan.

“Pasar sekarang menilai potensi resesi global tahun ini, terutama jika Fed terus menaikkan suku bunga. Skenario seperti itu, meski negatif untuk dolar, juga cenderung membebani mata uang Asia,” tulis Ibrahim, Jumat (20/1/2023).

Dari dalam negeri, rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia 18—19 Januari 2023 kembali memutuskan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sehingga menjadi 5,75 persen.

Kebijakan ini diambil untuk mempertahankan ekspektasi inflasi yang lebih rendah ke depannya. Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan mencapai 5,3 persen didorong oleh kuatnya kinerja ekspor serta membaiknya konsumsi rumah tangga.

Untuk perdagangan awal pekan depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif. Namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp15.050—Rp15.130 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper