Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Aramco Proyeksi Pasar Minyak Mentah Pulih Karena Pembukaan Ekonomi China

Aramco yakin permintaan akan kembali menguat seiring dengan dibukanya kembali perekonomian China dan pulihnya pasar penerbangan tahun ini.
Asahi Asry Larasati
Asahi Asry Larasati - Bisnis.com 19 Januari 2023  |  13:49 WIB
Aramco Proyeksi Pasar Minyak Mentah Pulih Karena Pembukaan Ekonomi China
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018). - Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan minyak terbesar di dunia Saudi Aramco yakin permintaan akan kembali meningkat seiring dengan dibukanya kembali perekonomian China dan pulihnya pasar penerbangan tahun ini. 

CEO Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan sangat pihaknya sangat optimistis permintaan pasar akan kembali meningkat.

"Kami melihat tanda-tanda yang baik dari China. Mudah-mudahan, dalam beberapa bulan ke depan kita akan melihat lebih banyak peningkatan ekonomi di sana." jelasnya di World Economic Forum (WEF) Davos, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (19/1/2023).

Amin mengungkapkan permintaan bahan bakar pesawat saat ini mencapai sekitar 1 juta barel per hari, masih di bawah tingkat sebelum pandemi, atau sekitar setengah dari angka setahun yang lalu.

Minyak mentah Brent melonjak hingga hampir US$130 per barel setelah serangan Rusia ke Ukraina. Namun, minyak kembali merosot dalam beberapa bulan terakhir karena ekonomi China, Amerika Serikat (AS), dan Eropa melambat. Minyak mentah diperdagangkan di kisaran US$86,30 per barel, naik 0,5 persen sejak akhir Desember.

Banyak bank di Wall Street, termasuk Goldman Sachs Group Inc., memperkirakan bahwa harga minyak akan naik di atas US$100 per barel pada paruh kedua 2023. Proyeksi tersebut didasarkan oleh pulihnya ekonomi global pada saat itu, rendahnya stok bahan bakar di negara-negara seperti AS, dan potensi penurunan ekspor Rusia karena pengetatan sanksi oleh Barat.

Saham Aramco, perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia setelah Apple Inc. turun 25 persen antara Agustus dan pertengahan Desember, bahkan ketika perusahaan Saudi mencatat tahun paling menguntungkan sejak terdaftar di bursa saham Riyadh pada tahun 2019.

Sejak saat itu, sahamnya melonjak sekitar 6 persen, sehingga kapitalisasi Aramco mencapai US$1,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

china saudi aramco aramco harga minyak mentah minyak mentah
Editor : Aprianto Cahyo Nugroho

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top