Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp15.144 Tertekan Dolar AS yang Menguat

Nilai tukar rupiah melemah di hadapan dolar AS dengan turun  57 poin atau 0,38 persen ke Rp15.144.
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn
Ilustrasi utang pemerintah Indonesia dalam mata uang rupiah dan dolar AS. JIBI/Himawan L Nugraha. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp15.144 per dolar AS pada perdagangan Kamis (19/1/2023).

Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah melemah 57 poin atau 0,38 persen ke Rp15.144 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS menguat 0,11 persen ke 102,47.

Bersama dengan rupiah, nilai tukar won Korea Selatan melemah 0,16 persen, peso Filipina terkoreksi 0,25 persen, yuan China melemah 0,29 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,16 persen.

Analis MIFX mengatakan, penguatan dolar AS disebabkan kabar dua pejabat FOMC mendukung kenaikan suku bunga yang tetap agresif semalam.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai data inflasi Amerika Serikat (AS) dan pertumbuhan ekonomi China sempat menjadi sentimen positif yang mendorong arus dana asing atau inflow di pasar surat utang Asia, termasuk Indonesia.

“Inflow di pasar Surat Berharga Negara [SBN] tanah air ini terjadi di tengah arus keluar di pasar saham. Kondisi ini, menurut Bank Indonesia [BI], telah memperkuat pergerakan rupiah pada hari ini,” ungkapnya dalam riset harian, Rabu (18/1/2023).

Sentimen di pasar global juga lebih kondusif pada awal tahun ini dengan adanya beberapa perkembangan ekspektasi data inflasi AS yang menurun dan perkiraan pertumbuhan ekonomi China yang meningkat sebagai dampak dari reopening policy terkait Covid-19 serta dibukanya kembali perjalanan internasional oleh China.

Sementara itu, persepsi investor terhadap kondisi fundamental Indonesia yang masih positif juga menjadi penguat. Bank Indonesia masih mencermati perkembangan global khususnya terkait perkembangan data di AS serta persepsi investor terhadap kondisi fundamental Indonesia yang masih positif.

Pemerintah juga baru-baru ini merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE), salah satunya soal aturan beberapa lama devisa parkir di dalam negeri.

“Mungkinkah Jokowi Effect sedang terjadi? Meskipun selasa kemarin tampaknya ada koreksi, namun kemarin rupiah kembali menguat,” imbuh Ibrahim.

Selain itu, pelaku pasar mulai berekspektasi dalam pertemuan rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada Rabu dan Kamis, 18-19 Januari 2023, akan melonggarkan kebijakan moneter agresifnya dengan menahan suku bunga acuannya pada level 5,5 persen pada bulan ini, sejalan dengan melandainya inflasi umum dan inti.

Sebagai informasi, inflasi umum Indonesia tercatat 5,51 persen (yoy) pada 2022 sementara inflasi inti 3,36 persen (yoy). Laju inflasi tahun lalu jauh di bawah proyeksi sebelumnya yakni di kisaran 6-7 persen.

Untuk perdagangan hari ini mata uang rupiah diperkirakan akan dibuka berfluktuatif, dan bisa ditutup menguat direntang Rp15.040 - Rp15.130 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper