Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah 120 poin ke posisi Rp15.165 pada perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2023) sedangkan indeks dolar AS menguat 0,08 persen ke posisi 102.023.
Rupiah ditutup melemah bersama beberapa mata uang asing Asia Pasifik, hanya Bath Thailand dan Yen Jepang yang terpantau menguat hingga pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah sempat mengalami penurunan tajam sebesar 135 poin. Beberapa mata uang asing juga terpantau melemah, diantaranya Dolar Hong Kong sebesar 0,09 persen, Dolar Singapura sebesar 0,03 persen, Won Korea sebesar 0,25 persen, dan Peso Philipina sebesar 0,45 persen. Kemudian Rupee India melemah 0,14 persen, Yuan China melemah 0,43 persen dan Ringgit Malaysia melemah 0,24 persen.
Sedangkan Bath Thailand dan Yen Jepang menguat masing-masing 0,13 persen dan 0,06 persen.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan Yuan China yang paling mengalami koreksi cukup dalam disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat kebijakan Covid-19.
Selain itu, spekulasi berkembang tentang perubahan atau berakhirnya kebijakan kontrol kurva imbal hasil Jepang, mengingat bahwa pasar telah mendorong imbal hasil 10 tahun di atas batas atas yang ditetapkan oleh Bank of Japan sebesar 0,5 persen dan jumlah pembelian obligasi untuk mempertahankannya menjadi mengejutkan.
Baca Juga
Kemudian dari internal, Ibrahim mengatakan pemerintah saat ini optimis ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen hingga 5,3 persen pada 2022, dengan kemungkinan pertumbuhan di kisaran 5 persen pada Triwulan Keempat tahun 2022.Ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi sudah mulai pulih dan mempunyai momentum yang kuat.
Di saat bersamaan, inflasi domestik masih relatif rendah karena harga pangan berhasil tetap dijaga untuk stabil. Perbaikan ekonomi Indonesia semakin terlihat karena investasi yang sudah pulih kembali, ekspor yang tetap tinggi, dan pemulihan impor untuk mendukung industri manufaktur.
Selain itu, seluruh sektor perekonomian juga sudah pulih kembali, terutama sektor-sektor yang terhantam sangat berat selama COVID-19 seperti sektor transportasi, sektor akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi 15 persen dan 10 persen.
Pelaku pasar menanti pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) Kamis pekan ini. Berdasarkan ekspektasi para anlalis. BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, yang sebelumnya di 5,5 persen menjadi 5,75 persen. Dengan demikian, selisih suku bunga akan kembali melebar. Tetapi pasar juga menanti proyeksi suku bunga ke depannya, apakah BI akan menaikkan suku bunga hingga 6 persen atau 6,25 persen.
Dengan selisih suku bunga yang dipertahankan 125 basis poin, atau mungkin lebih lebar lagi, capital outflow bisa semakin deras masuk ke pasar obligasi Indonesia. Sejauh ini kebijakan BI sukses membuat investor asing kembali masuk ke pasar obligasi sekunder dalam dua bulan terakhir.
Untuk perdagangan esok hari, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.150 - Rp15.220.