Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petrosea (PTRO) Kantongi Kontrak Tambang Rp24,8 Triliun

Petrosea (PTRO) optimistis bisa tetap mencatat pertumbuhan kinerja pada 2023, melihat peluang dari ekspansi dan diversifikasi bisnis yang telah dilakukan.
Petrosea (PTRO) optimistis bisa tetap mencatat pertumbuhan kinerja pada 2023, melihat peluang dari ekspansi dan diversifikasi bisnis yang telah dilakukan. /petrosea.com
Petrosea (PTRO) optimistis bisa tetap mencatat pertumbuhan kinerja pada 2023, melihat peluang dari ekspansi dan diversifikasi bisnis yang telah dilakukan. /petrosea.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Petrosea Tbk (PTRO) optimistis bisa semakin bertumbuh pesat pada 2023 setelah berhasil mengantongi kontrak senilai Rp24,8 triliun pada 2022.

Menutup 2022, PTRO mencatatkan kinerja yang solid, dengan pada Desember 2022 Petrosea berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar tertinggi, yaitu sebesar Rp4,38 triliun.

“PTRO menyambut 2023 dengan penuh optimisme berkat implementasi strategi diversifikasi sebagai pilar kunci perusahaan untuk terus mengembangkan proposisi nilai kepada seluruh pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ungkap pemegang saham pengendali PTRO Haji Romo (Robert) Nitiyudo Wachjo dalam keterangan pers, Selasa (17/1/2023).

Dia menyampaikan optimistis bahwa Petrosea akan semakin tumbuh dan mencatatkan kinerja yang kuat, sejalan dengan strategi repositioning Petrosea menjadi pemilik tambang di masa mendatang.

Presiden Direktur Petrosea, Romi Novan Indrawan menambahkan, sampai dengan akhir 2022, Petrosea berhasil mengantongi total nilai kontrak kurang lebih sebesar US$1,6 miliar atau setara dengan Rp 24,8 triliun.

“Hal ini yang merupakan wujud nyata dari ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi untuk menjaga keberlangsungan usaha, termasuk menjadi lebih cost effective dan mencatat profit margin yang lebih tinggi,” ujarnya.

Beberapa ekspansi dan diversifikasi bisnis yang dilakukan PTRO di antaranya di sektor batu bara dengan melakukan penandatanganan perjanjian jasa pertambangan dengan PT Indo Bara Pratama pada September 2022 dengan nilai sebesar Rp2,89 triliun dan jangka waktu lima tahun.

Selanjutnya, di sektor emas Petrosea memperoleh kontrak dari PT Santana Rekso Nindhana untuk jasa EPCM di proyek tailing management tambang emas milik PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) pada Juli 2022 lalu, dengan nilai kontrak Rp3,6 triliun selama lima tahun.

Adapun, di sektor nikel, PTRO juga menandatangani kontrak dengan PT Cipta Djaya Selaras Mining untuk jasa pertambangan pit-to-port dan pembangunan infrastruktur pertambangan dengan nilai kontrak Rp1,58 triliun selama empat tahun.

Untuk mendukung ekspansi bisnis dan strategi diversifikasi, Novan menegaskan bahwa Petrosea mencadangkan anggaran belanja 2023 yang naik sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya.

“Dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, pada 2023 Petrosea akan mempercepat berbagai inisiatif change management sebagai wujud implementasi operational excellence dan continuous improvement di seluruh area operasional Perusahaan,” imbuhnya.

Dalam menjalankan usaha, Petrosea juga berkomitmen penuh untuk memprioritaskan pelaksanaan tata pengelolaan yang baik (GCG), aspek Environmental, Social & Governance (ESG), serta prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan teknologi digital terkini melalui Minerva Digital Platform yang terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kegiatan operasional Perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper