Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Austindo (ANJT) Ramal Harga CPO Tetap Tinggi pada 2023, Ini Sebabnya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) memprediksi harga CPO pada 2023 akan tetap tinggi seiring dengan pertumbuhan permintaan.
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) memprediksi harga CPO pada 2023 akan tetap tinggi seiring dengan pertumbuhan permintaan.
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) memprediksi harga CPO pada 2023 akan tetap tinggi seiring dengan pertumbuhan permintaan.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) memperkirakan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akan tetap tinggi pada 2023. Permintaan yang berpotensi naik menjadi salah satu katalis positif.

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Nopri Pitoy mengatakan ANJT optimistis industri minyak sawit memiliki prospek positif di 2023. Dia mengatakan pasokan minyak nabati tahun ini masih cukup ketat sehingga membuat permintaan CPO tetap tinggi.

“Cuaca ekstrem di beberapa belahan dunia berisiko turut menghambat produksi minyak nabati subtitusi lainnya [minyak kedelai, minyak biji rapa, dan lainnya],” kata Nopri dalam jawaban tertulis kepada Bisnis, Sabtu (14/1/2023).

Konflik Rusia-Ukraina yang berlanjut juga berdampak pada rantai pasok komoditas global. Dalam hal ini, Nopri mengatakan produksi komoditas substitusi CPO seperti kedelai, biji bunga matahari, minyak kanola, dan minyak rapa juga ikut terpengaruh.

“Harga komoditas ini berpotensi naik saat pasokan ketat dan ini menyebabkan negara-negara di dunia mencari komoditas yang lebih murah sehingga beralih ke CPO,” kata Nopri.

Selain prognosis produksi komoditas bahan baku minyak nabati, katalis industri sawit juga datang dari harapan pemulihan ekonomi di tengah bayang-bayang resesi. Pelonggaran kebijakan Zero Covid-19 oleh pemerintah China dan naiknya alokasi CPO untuk kebutuhan bahan bakar Nabati (BBN) B35 turut menjadi katalis positif.

“Faktor-faktor tersebut menjadi katalis positif permintaan dan harga CPO tetap tinggi di tahun ini,” katanya.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) memperkirakan minyak sawit mentah atau CPO akan diperdagangkan di kisaran 4.000 sampai 4.200 ringgit Malaysia per ton pada 2023 atau sekitar US$961 per ton. Estimasi ini lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya yakni rata-rata 3.800 ringgit Malaysia per ton.

Direktur Jenderal MPOB Ahmad Parveez dalam konferensi pada Kamis (12/1/2023) mengatakan faktor pendorong kenaikan harga CPO berasal dari kebijakan Indonesia untuk menambah volume mandat biodiesel. Katalis juga datang dari ketidakpastian produksi dan kebijakan ekspor Indonesia yang lebih ketat.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/1/2023), harga CPO turun 1,79 persen atau 70 poin menjadi 3.841 ringgit Malaysia per ton. Harga CPO cenderung turun dari kisaran 4.100 ringgit pada akhir 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper