Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO pada 2023 Diprediksi Naik Lagi

Harga CPO diperkirakan ada kisaran 4.000 sampai 4.200 ringgit Malaysia per ton pada 2023 atau sekitar US$961 per ton, lebih tinggi dari estimasi awal.
Harga CPO diperkirakan ada kisaran 4.000 sampai 4.200 ringgit Malaysia per ton pada 2023 atau sekitar US$961 per ton, lebih tinggi dari estimasi awal.Bisnis/Arief Hermawan P
Harga CPO diperkirakan ada kisaran 4.000 sampai 4.200 ringgit Malaysia per ton pada 2023 atau sekitar US$961 per ton, lebih tinggi dari estimasi awal.Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak sawit mentah atau CPO diperkirakan naik ke kisaran 4.000-4.200 ringgit per ton karena pasokan yang lebih ketat dari Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/1/2023), harga CPO turun 1,79 persen atau 70 poin menjadi 3.841 ringgit Malaysia per ton. Harga CPO cenderung turun dari kisaran 4.100 ringgit pada akhir 2022.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) memperkirakan minyak sawit mentah atau CPO akan diperdagangkan di kisaran 4.000 sampai 4.200 ringgit Malaysia per ton pada 2023 atau sekitar US$961 per ton. Estimasi ini lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya yakni rata-rata 3.800 ringgit Malaysia per ton.

“Faktor pendorong utama kenaikan harga CPO mencakup bertambahnya mandat biodiesel Indonesia, ketidakpastian produksi, dan kebijakan ekspor Indonesia yang lebih ketat,” kata Direktur Jenderal MPOB Ahmad Parveez dalam konferensi pada Kamis (12/1/2023) sebagaimana diberitakan Bloomberg.

Dia menambahkan perubahan kebijakan Indonesia terkait ekspor dan peningkatan alokasi bahan bakar nabati (BBN) untuk program B35 akan memperketat pasokan minyak sawit global. Di sisi lain, permintaan untuk minyak sawit Malaysia diramal akan naik sehingga mengurangi stok domestik.

Kementerian Perdagangan mengumumkan bahwa rasio kuota hak ekspor minyak sawit dipangkas mulai 1 Januari 2023 dalam rangka mengamankan stok domestik.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso, pemerintah akan memangkas jumlah yang dapat diekspor produsen menjadi enam kali dari pemenuhan kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Adapun ketentuan yang berlaku sebelumnya menetapkan rasio kuota hak ekspor CPO dan produk turunannya adalah delapan kali dari DMO CPO dan/atau minyak goreng atau 1:8.

Selain kebijakan DMO yang berlanjut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) mengumumkan bahwa bauran biodiesel akan dinaikkan per 1 Februari 2023 dari awalnya 30 persen menjadi 35 persen (B35).

Harga minyak sawit sendiri telah naik sejak pertengahan Desember 2022 menuju rekor tertingginya dalam tujuh pekan di level 4.253 ringgit per ton pada awal Januari 2023.

Namun, harga cenderung menurun karena investor masih mengamati prospek permintaan dari China yang kini tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 meskipun kebijakan pembatasan telah berakhir.

Di tengah proyeksi harga CPO 2023, MPOB juga memprediksi pasokan minyak nabati tetap ketat karena kekhawatiran produksi kedelai Argentina karena iklim yang kering dan produksi biji bunga matahari di Ukraina yang lebih rendah selaku penopang harga minyak sawit.

Produksi minyak sawit Malaysia diperkirakan naik 3 persen pada 2023 menjadi 19 juta ton. Sementara itu, ekspor diperkirakan naik 3,7 persen menjadi 16,3 juta ton dan stok akhir 2023 diperkirakan turun 8,7 persen menjadi 2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper