Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan kontraktor tambang PT Hillcon Tbk. (HILL) kembali mengumumkan penawaran umum perdana saham (intial public offering/IPO) setelah sempat batal pada tahun lalu.
Berdasarkan prospektus ringkas, dikutip Kamis (12/1/2023), HILL berencana menawarkan sebanyak 442,3 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp100. Adapun, harga yang ditawarkan untuk IPO ini ada di kisaran Rp1.250–Rp2.000 per saham dan berharap dapat meraup dana segar sebanyak-banyaknya Rp884,6 miliar.
Seluruh dana hasil IPO itu akan digunakan HILL sekitar 55 persen untuk modal kerja anak usaha PT Hillconjaya Sakti (HS) untuk biaya produksi penambangan, termasuk biaya bahan bakar, overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat.
Sedangkan, sisanya 45 persen akan digunakan untuk belanja modal atau capex untuk pembelian alat-alat berat seperti main fleet dan supporting fleet yang akan mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel.
Adapun, masa penawaran awal akan dilaksanakan pada 12-26 Januari 2023. Selanjutnya pekiraan tanggal efektif pada 7 Februari 2023, dan dilanjutkan dengan perkiraan masa penawaran umum pada 9-13 Februari 2023.
Kemudian, perkiraan tanggal penjatahan dilaksanakan pada 13 Januari 2023, dilanjutkan dengan distribusi saham diperkirakan pada 14 Februari 2023. Adapun, saham HILL diperkirakan bisa mulai tercatat di bursa pada 15 Februari 2023.
Baca Juga
Sebelumnya, perusahaan yang bergerak di bidang holding dan usaha jasa pertambangan itu dinyatakan batal IPO atau canceled. Pada Juli 2022, HILL sempat menawarkan saham sejumlah 22.115.000 lot saham biasa (setara 2,21 miliar saham) atau sebanyak-banyaknya 15 persen dari modal disetorkan, dengan nilai nominal Rp20.
Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp250 hingga Rp400 per saham, sehingga dana raihan IPO sebanyak-banyaknya senilai Rp884,6 miliar.
Mempersiapkan diri sebagai perusahaan terbuka, HILL bahkan telah mempersiapkan kanal khusus investor, dan mencantumkan performa perusahaan seperti laporan tahunan, laporan keberlanjutan, informasi saham dan obligasi, prospektus, hingga rapat umum pemegang saham di laman resminya.
Ketika itu, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan HILL melakukan penundaan IPO untuk menyampaikan kembali Pernyataan Pendaftaran dengan menggunakan laporan keuangan terbaru.
Adapun penundaan tersebut disebabkan karena laporan keuangan yang digunakan dalam proses penawaran umum HILL telah melewati jangka waktu yang ditentukan.