Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKR Corporindo (AKRA) Bidik Penjualan Lahan Industri 75 Hektare 2023

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 15 persen pada 2023.
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesomo/Istimewa
Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk Haryanto Adikoesomo/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 15 persen pada 2023.

Direktur sekaligus Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan AKRA mencapai prapenjualan atau marketing sales hingga 45 hektare atau melebihi target 40 hektare pada 2022. Adapun AKRA menargetkan marketing sales sekitar 70 hektare sampai 75 hektare pada 2023.

“Kami juga menargetkan lebih banyak penjualan lahan Industri di JIIPE dengan diskusi yang sedang berlangsung dengan banyak pihak yang berkepentingan selama 2023,” ujar Suresh kepada Bisnis, Minggu (8/1/2023).

AKRA juga menargetkan pertumbuhan laba bersih sekitar 15 persen untuk tahun 2023. Adapun manajemen yakin produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh seiring terjaganya permintaan komoditas seperti minyak bumi dan bahan kimia dasar.

AKRA juga berencana menggaet investor untuk bisnis pusat data atau data center di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate ( KEK JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Suresh mengatakan akan ada beberapa klaster industri untuk setiap tahap di KEK JIIPE. Penarikan pelanggan akan dimulai pada tahap dua atau tahap tiga.

“Kalau data center peluangnya ada, tapi kita masih belum fokus di tahap satu. Mungkin tahap dua atau tahap tiga,” ujar Suresh.

AKRA bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) untuk mengembangkan kawasan industri berbasis digital di KEK JIIPE. Beberapa proyek yang dikerjakan adalah membangun data centre, dan layanan internet berbasis fiber optic.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan dalam proyek pusat data tersebut, Telkom menggandeng Singtel dan Medco Power. Nilai sharing ketiganya antara lain Telkom 60 persen, Singtel 36 persen, dan Medco 5 persen.

"Pertimbangan memilih Batam untuk membidik potensi pasar pusat data dari Singapura dan memenuhi kebutuhan pasar domestik," ujar Ririek.

Dia menambahkan pusat data bakal berlokasi di Kabil Industrial Estate dengan luas 5 hektare. Tahap awal, pusat data berkapasitas 17 MW akan selesai pada kuartal II/2024 yang terus dikembangkan hingga 51 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper