Bisnis.com, JAKARTA — PT PP Properti Tbk. (PPRO) bakal mengakali kenaikan harga semen dan beton dengan melakukan konstruksi bersama induknya, yakni PT PP Persero Tbk. (PTPP).
Berdasarkan data, Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat kenaikan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk kelompok bangunan atau konstruksi 0,37 persen secara month-to-month pada Desember 2022. Adapun secara tahunan, kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal mengalami kenaikan 4,28 persen.
Jika diperinci harga semen mengalami kenaikan 8,52 persen dan aspal naik 15,37 persen. Sementara itu, besi beton turun 3,85 persen, sedangkan baja turun 6,30 persen.
VP of Corporate Secretary PPRO Ikhwan Putra mengatakan kenaikan harga pokok penjualan akibat naiknya harga bahan bangunan memang tidak dapat dihindari. Adapun PPRO bersama PTPP juga sejatinya sudah melakukan mitigasi risiko kenaikan harga setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“PPRO sebagai pengembang yang berafiliasi dengan perusahaan holdingnya, PT PP Persero Tbk. (PTPP), telah memitigasi risiko kenaikan harga ini terutama setelah adanya kenaikan harga BBM,” ujar Ikhwan kepada Bisnis, Minggu (8/1/2023).
PPRO juga menilai insentif dari pemerintah seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dapat mengurangi tekanan terhadap bisnis properti. Insentif ini dapat mendorong peningkatan penjualan, dan meringankan beban biaya perusahaan.
Baca Juga
“Selain mendorong peningkatan penjualan, stimulus ini juga akan meringankan beban biaya perusahaan,” ujar Ikhwan.
Salah satu proyek yang menjadi sorotan PPRO adalah pengembangan Kawasan Transyogi Cibubur. PPRO sudah melakukan peluncuran untuk tahap I dan memulai masa konstruksi pada tahun 2022.
Adapun untuk pengembangan ruang publik dan area komersial dapat dimulai tahun 2025. Sementara pembangunan apartemen dan ruko tahap II akan dilakukan pada tahun 2033 sampai 2044. PPRO menargetkan total pendapatan hingga Rp4,6 triliun untuk proyek ini dalam 10 tahun ke depan.