Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Borong Saham Tambang ADRO Cs hingga GOTO saat IHSG Anjlok

Investor asing membeli saham pertambangan seperti MDKA, UNTR, dan ADRO hingga GOTO meskipun IHSG anjlok.
Investor asing membeli saham pertambangan seperti MDKA, UNTR, dan ADRO hingga GOTO meskipun IHSG anjlok. Bisnis/Himawan L Nugraha
Investor asing membeli saham pertambangan seperti MDKA, UNTR, dan ADRO hingga GOTO meskipun IHSG anjlok. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Investor asing memborong sejumlah saham pertambangan seperti MDKA, UNTR, dan ADRO hingga GOTO pada perdagangan hari ini, Kamis (5/1/2023) di tengah pelemahan IHSG.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Kamis (5/1/2023) dengan penurunan tajam 2,34 persen ke level 6.653,84. Terpantau 90 saham naik, 518 saham turun, dan 94 saham stagnan. Nilai transaksi Rp14,22 triliun, dengan kapitalisasi pasar Rp9.238,56 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net sell Rp806,91 miliar pada hari ini. Sepanjang 2023, net sell investor asing mencapai Rp1,68 triliun.

Meskipun demikian, sejumlah saham emiten tambang menjadi favorit investor asing. Mengutip data RTI, investor asing hari ini paling banyak memborong saham tambang logam MDKA dengan net buy Rp68,3 miliar, saham tambang Grup Astra UNTR Rp58 miliar, dan tambang batu bara ADRO Rp55,5 miliar.

Saham lainnya yang menjadi favorit investor asing hari ini ialah BBNI, UNVR, INKP, dan GOTO, dengan net buy masing-masing Rp34,4 miliar, Rp25,9 miliar, Rp25,3 miliar, dan Rp25 miliar.

Sementara itu, saham yang paling banyak dilepas investor asing ialah BBCA dengan net sell Rp265 miliar, TLKM Rp186,6 miliar, BMRI Rp95,4 miliar, BBRI Rp83,4 miliar, dan ASII Rp76,6 miliar.

Pelemahan IHSG hari ini terutama disebabkan oleh anjloknya sektor energi sebesar 5,48 persen. Kemudian disusul pelemahan indeks teknologi sebesar 2,83 persen, industri dasar 2,62 persen, dan transportasi turun 2,61 persen.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pelemahan IHSG masih dipengaruhi oleh proyeksi suku bunga Amerika Serikat yang tetap agresif dalam beberapa waktu ke depan. Terutama setelah rilis FOMC Meeting Minutes yang bernada hawkish.

Sentimen tersebut ditambah dengan data ekonomi Jobs Opening & Labor Turnover Survey (JOLTS) yang berada di angka 10,5 juta, lebih tinggi dari perkiraan 10 juta.

“Data ini menunjukkan permintaan pekerja yang masih kuat, sehingga memperkecil kemungkinan The Fed akan mengerem laju kenaikan suku bunga, apalagi memotong Fed Fund Rate dalam waktu dekat,” kata Liza, Kamis (5/1/2023).

Liza menambahkan kabar rencana China untuk kembali mengimpor batu bara dari Australia memberi sinyal ke pasar soal prospek perekonomian Negeri Panda yang lebih menggeliat. Hal ini membuat pasar China menjadi lebih menarik untuk diburu para investor.

Secara teknikal, Liza mengatakan IHSG bisa jadi mengandalkan support 6.675 yang tertahan oleh lower channel trend jangka pendeknya. Hal ini didukung oleh RSI positive divergen walaupun IHSG kembali ke titik low sekitar 6.700–6.640. Meski demikian, dia mengatakan momentum aksi beli mulai terlihat.

“Saran saya masih sangat spekulasi beli. Investor perlu berhati-hati menangkap pisau jatuh karena bisa melukai tangan sendiri. Jika harus buka posisi, baiknya pembelian dilakukan secara bertahap dan dalam jumlah sedikit-sedikit to test the water,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper