Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS), PT Krakatau Sarana Infrastruktur (PT KSI) menandatangani jual beli saham bersyarat (CSPA) dan perjanjian shareholders agreement (SHA) dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) senilai Rp3,24 triliun.
Direktur Utama PT KSI Agus Nizar Vidiansyah mengatakan penandatanganan CSPA dan SHA tersebut merupakan rangkaian dari proses divestasi saham PT KSI pada anak perusahaannya yaitu PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI).
"Dalam CSPA disepakati rencana pembelian saham PT KSI di PT KDL oleh Chandra Asri adalah sebesar 70 persen dan saham PT KSI di PT KTI oleh Chandra Asri sebesar 49 persen dengan nilai total sebesar Rp 3,24 Triliun," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (3/1/2023).
Proses divestasi ini dilakukan dengan didampingi oleh Jaksa Pengacara Negara dari Tim Jamdatun dan konsultan independen untuk memastikan proses divestasi sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik.
Kedua perjanjian tersebut tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT KSI Agus Nizar Vidiansyah dan Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra disaksikan oleh Direktur Utama KRAS saat itu, Silmy Karim.
Baca Juga
Proses divestasi anak usaha PT KSI, kata Agus, selain dilakukan untuk keperluan pemenuhan kewajiban PTKS sesuai dengan Perjanjian Kredit Restrukturisasi dengan kreditur juga guna mewujudkan sinergi bisnis antara Chandra Asri dan PT KS Grup.
Presiden Direktur Chandra Asri (TPIA) Erwin Ciputra menyampaikan bahwa Chandra Asri sangat antusias untuk mengeksekusi strategi program M&A untuk memposisikan Chandra Asri pada pertumbuhan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan.
“Akuisisi bold-on ini didukung dengan arus kas yang stabil dan tangguh serta dukungan dari bank untuk pendanaan Chandra Asri. Strategi ini semakin meningkatkan fundamental bisnis kami dan membuka banyak sinergi menarik, antara lain untuk diversifikasi pendapatan dalam utilitas pendukung serta selaras dengan rencana ekspansi kompleks petrokimia kedua dan industri hilir berskala dunia,” imbuh Erwin.