Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan salah satu prioritas self-regulatory organization (SRO) pasar modal yang mencakup saham, obligasi, dan reksa dana ialah peningkatan integritas serta kredibilitas.
"Ke depan ini, satu hal yang akan harus kita prioritaskan yaitu peningkatan integritas, akuntabilitas, kredibilitas," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Dengan peningkatan integritas, akuntabilitas, dan kredibilitas, menurutnya pasar modal mampu menarik lebih banyak investor. Mahendra menyampaikan, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 10,3 juta orang, tetapi baru 4 persen dari populasi nasional.
Mahendra pun membanggakan kondisi Bursa Indonesia yang lebih baik dibandingkan Bursa Eropa. Menurutnya, kondisi pasar eropa ditutup dengan brutal di akhir 2022.
"Jauh berbeda dengan suasana yang kita alami pada saat tiga hari lalu kami menutup Bursa Efek Indonesia, sementara pasar Eropa turun disebabkan oleh kondisi yang brutal akibat perang di Ukraina, inflasi yang tinggi, dan kebijakan moneter yang ketat," ujar Mahendra
Dalam konteks, lanjutnya, Indonesia patut bersyukur, di tengah gejolak dan ketidakpastian Eropa. Selain itu, menurut Mahendra di banyak negara secara global, kinerja perekonomian Indonesia dan cerminannya pada kinerja pasar modal Indonesia pada 2022 justru bertahan.
Baca Juga
"Pasar modal Indonesia cenderung menunjukkan kinerja yang sangat positif, bahkan terbaik, dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara dan Asia secara umum," tuturnya.
Mahendra menjelaskan, hal tersebut tercermin dari kinerja IHSG yang ditutup meningkat 4 persen, dibandingkan tahun 2021. Dia menyebut, aktivitas perdagangan tahun 2022 juga mengalami kenaikan signifikan.
Bahkan, lanjut Mahendra, frekuensi transaksi harian di OJK mencapai 1,31 juta kali, yang merupakan terbesar di Asia Tenggara.
Dia menuturkan, kapitalisasi pasar tertinggi mencapai angka Rp9.500 triliun, atau US$600 miliar dolar AS. Artinya, 50 persen terhadap PDB Indonesia.
Lalu, terdapat 59 pencatatan saham baru IPO pada 2022. Sementara itu, jumlah investor pasar modal meningkat mencapai 10,3 juta, yang artinya 10 kali lipat atau 1000 persen, meningkat dalam 5 tahun terakhir sejak 2017.