Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Bursa Efek Indonesia Untuk Waran Terstruktur di 2023 Stagnan

Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap menargetkan transaksi waran terstruktur (structured warrant) mencapai 1 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pad
Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2022-2026.
Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2022-2026.

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap menargetkan transaksi waran terstruktur (structured warrant) mencapai 1 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan pendalaman pasar akan menjadi salah satu fokus Bursa pada 2023 dalam rangka menjaga stabilitas pasar. Jumlah underlying saham waran terstruktur dan juga penerbitnya diharapkan meningkat tahun ini.

“Kami tentunya akan melakukan pendalaman pasar. Bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan kami menerbitkan produk baru. Kami akan endorse sehingga makin banyak sekuritas yang menerbitkan waran terstruktur,” kata Iman di sela-sela pembukaan perdagangan 2023, Senin (2/1/2022).

Di sejumlah negara, Iman mengatakan rata-rata kontribusi transaksi waran terstruktur adalah 5 persen. Dengan rata-rata nilai perdagangan harian mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp15,6 triliun, Iman mengestimasi kontribusi waran terstruktur bisa mencapai  satu persennya. Persentase tersebut setara dengan US$5 juta sampai US$10 juta atau sekitar Rp156 miliar.

“Bagi kami 0,5 sampai 1 persen saja sudah signifikan karena perdagangan kita sudah mencapai US$1 miliar. Sehingga 1 persen saja sudah US$10 juta,” tambahnya.

Sejak meluncur pada September 2022, transaksi harian waran terstruktur mencapai hampir Rp200 miliar. Jumlah tersebut setara dengan 1,36 persen persen dari RNTH per akhir 2022 sebesar Rp14,70 triliun. BEI sebelumnya juga mengestimasi kontribusi transaksi di kisaran tersebut.

Sejauh ini, penerbit waran terstruktur  dipegang oleh PT RHB Sekuritas Indonesia dengan 13 underlying saham. Iman sebelumnya mengharapkan jumlah penerbit bertambah satu atau dua entitas dan terdapat 15 underlying saham baru.

Sepanjang 2022, BEI telah meluncurkan sejumlah produk dan layanan baru, di antaranya adalah otasi khusus “N” untuk perusahaan tercatat yang menerapkan saham dengan hak suara multipel pada akhir Januari 2022. BEI juga melakukan integrasi e-Registration dengan Sistem Pengelolaan Rekening Terintegrasi (SPRINT) OJK pada Februari 2022.

Bursa juga mulai menutup kode domisili investor pada Juni 2022, kemudian meluncurkan Indeks IDX Sharia Growth pada Oktober 2022, Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders pada November 2022, dan ESG Scoring pada Perusahaan Tercatat.

BEI juga mengeluarkan papan pencatatan baru yakni Papan Utama Ekonomi Baru. Papan pencatatan ini memiliki sejumlah persyaratan seperti penggunaan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Peluncuran Papan Utama Ekonomi Baru ini disertai dengan peluncuran Notasi Khusus baru untuk mengidentifikasi perusahaan yang masuk ke dalam papan tersebut yakni Notasi Khusus “I” dan “K”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper