Bisnis.com, JAKARTA – Investasi pada aset kripto dinilai masih cukup layak dicermati oleh investor seiring dengan prospek pertumbuhannya yang positif dalam jangka panjang.
Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin mengatakan prospek pertumbuhan aset kripto di Indonesia masih positif di masa depan. Menurutnya aset kripto masih terbilang baru sebagai instrumen investasi, sehingga masih memiliki ruang pertumbuhan yang optimal.
“Justru investasi pada aset kripto berhasil mencuri perhatian masyarakat karena menawarkan kemudahan dalam berinvestasi khususnya pada kelas aset yang bersifat global disamping dapat memberikan return of investment yang tinggi,” katanya saat dihubungi, Selasa (27/12/2022)
Timothius melanjutkan industri kripto akan kembali bangkit secara bertahap, baik dari sisi jumlah investor maupun pertumbuhan nilai transaksinya. Dia mengakui saat ini merupakan periode yang cukup menantang bagi industri kripto, mulai dari asetnya sendiri, pedagang, hingga ke investor.
Menurutnya dalam beberapa tahun ke depan perkembangan masif pada aset kripto akan terjadi seperti yang telah terjadi selama beberapa tahun kemarin.
“Kejadian FTX justru akan membantu perkembangan industri kripto dan web3 karena mendorong transparansi dan fundamental yang lebih kuat dari setiap proyek,” lanjutnya.
Baca Juga
Adapun, penurunan nilai transaksi kripto di Indonesia menurut Timothius disebabkan oleh sejumlah faktor. Kondisi menantang masih dihadapi pasar kripto mengingat sejumlah sentimen negatif dari sisi makroekonomi seperti inflasi, naiknya suku bunga, bayangan resesi global, hingga kondisi geopolitik yang memicu kenaikan harga-harga komoditas.
Sentimen – sentimen tersebut menjadi pemicu lambatnya pertumbuhan ekonomi, yang turut berimbas pada beragam instrumen investasi, termasuk kripto.
“Selain itu, pemberitaan mengenai FTX juga mempengaruhi investor kripto di Indonesia, sehingga banyak yang menjadi khawatir atas keamanan berinvestasi,” tutupnya.
Sebelumnya, Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan melaporkan total nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp296,64 triliun pada periode Januari - November 2022.
Jumlah tersebut turun drastis sebesar 65,45 persen dibandingkan dengan nilai transaksi kripto di Indonesia periode Januari – November 2021 sebesar Rp858,76 triliun. Sementara itu, nilai transaksi aset kripto sepanjang tahun 2021 lalu tercatat sebesar Rp915,67 triliun.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Badan Pengawas Perdagangan Komoditi Tirta Karma Sanjaya menjelaskan penurunan nilai transaksi aset kripto di Indonesia terjadi seiring dengan anjloknya nilai aset tersebut.
“Penurunan total transaksi sejalan dengan penurunan nilai aset sepanjang tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021,” jelasnya.