Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat, Saham Orang Terkaya RI BYAN dan BBCA Ngebut

Saham milik orang-orang terkaya RI seperti BYAN dan BBCA menguat di tengah peningkatan IHSG setelah Natal.
Saham milik orang-orang terkaya RI seperti BYAN dan BBCA menguat di tengah peningkatan IHSG setelah Natal. Bisnis/Himawan L Nugraha
Saham milik orang-orang terkaya RI seperti BYAN dan BBCA menguat di tengah peningkatan IHSG setelah Natal. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan terakhir 2022, Senin (26/12/2022). Saham-saham milik orang terkaya RI seperti BYAN dan BBCA menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.02 WIB, IHSG dibuka menguat pada posisi 6.831,69 atau naik 0,46 persen. IHSG sempat bergerak di rentang 6.805-6837 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 200 saham menguat, 92 saham melemah, dan 235 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp9.476,35 triliun.

Saham PT Saraswati Indoland Development Tbk. (SWID) terpantau menjadi saham dengan kenaikan tertinggi, yakni 12,5 persen ke level 108. Berikutnya adalah saham PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) yang naik 9,82 persen ke level 123, dan saham PT Trisula Internasional Tbk. (TRIS) yang naik 8,84 persen ke level 320.

Sementara itu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Menjadi saham dengan nilai perdagangan terbesar, yakni Rp7,7 miliar, dengan sahamnya yang naik 0,59 persen ke level 8.550 per saham.

Hingga pukul 09.15 WIB, saham BBCA naik 0,88 persen atau 75 poin ke Rp8.575. BBCA merupakan entitas Grup Djarum milik keluarga Hartono, yang kerap menjadi orang terkaya RI setiap tahun versi Forbes.

Namun, terkini kakayaan keluarga Hartono tersalip oleh Low Tuck Kwong, yang menguasai saham batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). Pagi ini, saham BYAN juga naik 1,75 persen atau 325 poin ke Rp18.900. 

Sebelumnya, Tim Riset Phintraco Sekuritas mengatakan sinyal kuat window dressing belum terlihat. Volume transaksi cenderung turun di akhir pekan kemarin, justru mengindikasikan potensi konsolidasi di pekan terakhir Desember 2022.

Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi pergerakan IHSG adalah hari perdagangan yang lebih pendek di pekan depan karena ada libur Natal dan Boxing day di mayoritas negara Eropa dan AS pada Senin (26/12/2022).

Tanpa ada arahan Wall Street dan mayoritas indeks Eropa di awal pekan, berpotensi meningkatkan kecenderungan wait and see pelaku pasar di Indonesia.

"Meski demikian, potensi rebound IHSG ke kisaran 6.900-6.950 masih terbuka. Terlebih jika kecenderungan net buy Investor Asing berlanjut pada pekan depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper