Bisnis.com, Jakarta – Sekuritas dan Manager Investasi memproyeksikan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada posisi 7.300 hingga 7.600 pada 2023.
Head of Research Syailendra Capital Rizki Jauhari Indra mengatakan jika pihaknya menargetkan IHSG berada di level 7.500 hingga 7.600 di akhir 2023.
“Hal ini diasarkan atas pelonggaran kebijakan yang konsensus memperkirakan terjadi mendekati akhir tahun. Perlambatan ekonomi global mengakibatkan sektor-sektor yang memiliki korelasi tinggi dengan ekonomi domestik menjadi sangat menarik dimana indonesia masih dapat mencatatkan pertumbuhan yang relatif stabil untuk tahun depan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (21/12/2022).
Rizki menyebutkan beberapa sektor saham menarik untuk dilihat, namun memang pihaknya tidak merincikan emiten yang menjadi rekomendasi pihaknya.
“Beberapa sektor yang mungkin dapat menarik seperti sektor konsumen, sektor transportasi dan sektor perbankan,” lanjutnya. Namun, lanjut Rizki, pihaknya melihat volatilitas pasar modal mungkin meningkat sepanjang periode 2023.
“Sehingga, kami melihat hal yang paling baik ialah netral terhadap suatu sektor dan selektif pada emiten di sektor tersebut yang dikira memberikan kualitas laba lebih baik dibandingkan emiten lain di sektor terkait,” imbuhnya.
Baca Juga
Di lain pihak, Christian Yuwono, Analis Panin Sekuritas menargetkan IHSG lebih rendah yaitu di posisi 7.377 di tahun 2023. Prediksi tersebut didasari oleh preferensi investor pada pasar negara berkembang.
“Untuk IHSG sendiri diproyeksikan ke 7377,” katanya merespon pertanyaan Bisnis, (21/12/2022).
Seiring dengan prediksi posisi IHSG, beberapa rekomendasi saham selama setahun kedepan berada di sektor finasial yaitu BBRI, BBNI, dan BBCA. Sedangkan sektor consumer good yaitu ICBP, INDF dan MYOR yang berpotensi mengalami normalisasi harga soft commodities.