Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami transaksi di pasar negosiasi dengan harga di bawah pasar reguler. Hari ini, saham GOTO ditutup di harga Rp100 per saham, tetapi ada transaksi di pasar negosiasi di harga Rp88 per saham.
Pada Selasa (13/12/2022), saham GOTO yang berada di level Rp100 per saham, naik 13 poin atau 14,94 persen. Saham GOTO berhasil rebound setelah mengalami auto reject bawah (ARB) 11 sesi beruntun.
Di tengah rebound saham GOTO, terjadi crossing saham GOTO seharga Rp88 per saham dengan total nilai Rp258,85 miliar. GOTO turut menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp2,5 triliun.
Selain GOTO, crossing juga terjadi pada saham salah satu investor GOTO, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), seharga Rp3.725 per saham dengan total transaksi Rp393,27 miliar.
Saham lainnya yang mencatatkan crossing ialah SMMA Rp456,77 miliar, BELI Rp350 miliar, CASA 235,17 miliar, BBCA Rp210,53 miliar, RISE Rp201,07 miliar, DILD Rp141,73 miliar, BMRI Rp138,17 miliar, dan ASII Rp124,24 miliar.
Sebelumnya, manajemen GOTO sebelumnya menyebutkan bahwa pelemahan harga saham GOTO sejak akhir November 2022 disebabkan oleh aksi ambil untung investor awal.
Baca Juga
Group President GOTO Patrick Cao menjelaskan fluktuasi harga saham yang terjadi di GOTO sama dengan yang terjadi dengan perusahaan publik lainnya, yang merupakan bagian dari mekanisme pasar dan dipengaruhi berbagai faktor.
Dia mengatakan dengan berakhirnya periode penguncian saham atau lock-up, terdapat kenaikan jumlah saham GOTO yang beredar di pasar. Hal itu mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham.
"Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain, investor awal yang masuk di harga rendah merealisasikan keuntungan, berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial, dan kebutuhan likuiditas di akhir tahun," kata Patrick dalam paparan publik GOTO, Kamis (8/12/2022).
Dia menilai aksi pemegang saham untuk mencari likuiditas setelah lock-up merupakan hal yang lazim. Apalagi, jika pemegang saham merupakan investor awal perusahaan.
"Walau kami tidak dapat berbicara mewakili investor, kami meyakini secara umum, mereka terus percaya secara fundamental dari potensi bisnis GOTO ke depannya," ujar dia.
Dia mengatakan GOTO terus melakukan penjajakan dengan investor potensial yang baru, terutama menuju peluang masuknya GOTO ke dalam indeks global di paruh pertama 2023.
Sementara itu, PT UBS Sekuritas Indonesia dalam risetnya menyebut masih ada kekhawatiran jangka pendek atas pembukaan lock up saham, tetapi secara jangka panjang ada peluang yang terbuka. Tim riset UBS menargetkan saham GOTO bisa rebound ke Rp160 per saham.
“Kami meningkatkan status GoTo dari jual menjadi beli dengan target harga baru Rp160. GoTo berada di posisi yang baik dengan nyaris memimpin di semua lini bisnis internet di Indonesia e-commerce, pesan-antar makanan, ride hailing, dan fintech,” sebut tim.