Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury menerangkan terdapat 6 aspirasi utama yang menjadi tantangan Indonesia di masa depan dan menjadi fokus pengembangan pada 2023.
Dia menerangkan keenam aspirasi tersebut yakni ketahanan pangan, ketahanan kesehatan, ketahanan energi, ketahanan digital, inklusi keuangan, dan pengembangan infrastruktur.
"Kami harapkan terus transformasi budaya kerja, juga inovasi bisnis modal, perubahan bisnis model yang ke depan harus dirombak total. Dari sisi organisasi, ada holding dan subholding, perusahaan bidang batu bara, juga perubahan ke depan tantangan dekarbonisasi," jelasnya dalam Bisnis Indonesia Top BUMN Awards 2022, Selasa (13/12/2022).
Pahala menerangkan tiga aspirasi utama menjadi fokus pengerjaannya yakni ketahanan pangan, kesehatan, dan energi.
Tugas menurunkan emisi secara signifikan hingga 30 persen sampai 2030 membuat produsen batu bara tidak lagi bisa fokus pada model bisnisnya. Laba bersih PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) lanjutnya yang naik signifikan per kuartal III/2022 akan menghadapi tantangan dekarbonisasi.
Belum lagi Pertamina, yang perlu mempersiapkan migrasi ke kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). "Ini dekarbonisasi menurunkan emisi kita sebesar 30 persen dalam waktu 10 tahun mendatang sampai dengan 2030, semua harus revisi bisnis modelnya," terangnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, di bidang pangan, dia menerangkan masih banyak pekerjaan rumah. Ketahanan pangan di bidang pupuk, menghadapi tantangan dari India yang sudah mengembangkan nano fertilizer sehingga kebutuhan amonia dan urea menurun.
Dalam konteks dekarbonisasi, industri pupuk juga termasuk dalam jenis industri yang berkontribusi paling besar terhadap emisi. Pengembangan jenis pupuk lain juga mesti diperhatikan, sehingga tidak bisa lagi hanya mengandalkan urea dan amonia.
"Selain inovasi bsinis model, kami lakukan juga pengembangan teknologi, bicara pupuk, tidak cukup produksi pupuk seperti saat ini, nano fertilizer perubahan teknologi baru," terangnya.
Ke depan lanjutnya, penting agar BUMN tidak hanya menghasilkan laba saja, tetapi menjadi pendorong investasi. BUMN perlu membantu Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonominya dengan meningkatkan investasi di berbagai sektor seperti energi dan infrastruktur yang tentu saja tetap memperhatikan investment rate of return (IRR).
Per kuartal III/2022, BUMN telah mencatatkan laba konsolidasian sebesar Rp155 triliun, tumbuh dibandingkan dengan realisasi akhir tahun 2021 sebesar Rp125 triliun. Nilai tersebut bahkan sudah mengeluarkan laba bersih di atas buku Garuda Indonesia yang sebesar Rp54 triliun.
Kontribusi BUMN ke negara juga melalui dividen, pajak, dan PNBP bertumbuh Rp68 triliun menjadi Rp1.198 triliun dari 2020 hingga kuartal III/2022. Naik dibandingkan dengan 2017--2019 yang sebesar Rp1.130 triliun.