Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Batavia Prosperindo AM Memilih Obligasi Korporasi

Kenaikan suku bunga dan ketidakpastian pasar berpotensi menurunkan nilai emisi obligasi korporasi pada tahun depan.
Kenaikan suku bunga dan ketidakpastian pasar berpotensi menurunkan nilai emisi obligasi korporasi pada tahun depan.
Kenaikan suku bunga dan ketidakpastian pasar berpotensi menurunkan nilai emisi obligasi korporasi pada tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA – Batavia Prosperindo Aset Manajemen akan terus menyeleksi dengan ketat aset dasar seiring dengan potensi penurunan pasokan surat utang korporasi di tahun 2023.

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) Eri Kusnadi memaparkan penerbitan obligasi korporasi hingga Oktober 2022 pada dasarnya masih menunjukkan peningkatan sebesar 31 persen dibanding total penerbitan obligasi tahun lalu.

Di sisi lain, Eri melihat adanya pengetatan likuditas seiring dengan kebijakan kontraksi dari Bank Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut dapat meningkatkan imbal hasil dari obligasi korporasi yang menjadi aset dasar produk-produk seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana terproteksi.

Eri menuturkan kenaikan suku bunga dan ketidakpastian pasar memang berpotensi menurunkan nilai emisi obligasi korporasi pada tahun depan.

“Meski begitu, adanya kebutuhan refinancing dan pemulihan ekonomi tentu pada akhirnya membuat emisi obligasi korporasi masih tetap diperlukan,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (8/12/2022).

Ke depannya, Batavia Prosperindo akan selektif dalam pemilihan obligasi korporasi dan melakukan analisa secara komprehensif. Analisa tersebut meliputi sejumlah aspek baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Eri mengatakan pihaknya akan memilih obligasi korporasi yang memilki kemampuan optimal dalam melunasi kewajibannya. Selain itu, Batavia Prosperindo juga mencermati faktor fundamental seperti kekuatan bisnis dan manajemen perusahaan, dukungan dari induk usaha, dan lainnya.

Sebelumnya, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan potensi penurunan emisi obligasi korporasi pada tahun 2023 akan berdampak pada produk reksa dana terkait, yakni pendapatan tetap dan terproteksi. Kedua jenis reksa dana tersebut menggunakan obligasi korporasi sebagai aset dasar ataupun tambahan pada produk – produknya.

“Pasokan obligasi akan turun, sehingga lebih sulit untuk membentuk produk – produk baru terkait,” jelasnya.

Rudiyanto melanjutkan Panin AM memiliki sejumlah kriteria dalam memilih surat utang korporasi untuk dimasukkan ke dalam produknya. Panin AM mencari obligasi korporasi dengan fundamental yang baik seperti rating investment grade, memiliki kupon atraktif, dan lainnya.

Selain itu, Panin AM juga mencermati komitmen dari penerbit surat utang untuk melunasi kewajibannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper