Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Pemilu, Gairah Obligasi Korporasi Berpotensi di Bawah Rp126 Triliun

Sentimen pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan mulai mempengaruhi kondisi pasar obligasi korporasi pada tahun depan.
Karyawati beraktivitas di kantor PEFINDO Biro Kredit (IdScore), Jakarta, Senin (11/10/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PEFINDO Biro Kredit (IdScore), Jakarta, Senin (11/10/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan mulai mempengaruhi kondisi pasar obligasi korporasi pada tahun depan. Emisi instrumen ini juga diperkirakan menurun seiring dengan meningkatnya kewaspadaan pelaku usaha.

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Suhindarto memperkirakan emisi obligasi korporasi di tahun 2023 tidak akan berubah signifikan dibandingkan dengan tahun 2022. Meski demikian, Pefindo memprediksi jumlah emisi surat utang perusahaan akan lebih rendah pada 2023.

Suhindarto mengatakan Pefindo belum mengeluarkan proyeksi detail terkait penerbitan obligasi korporasi di tahun 2023. Dia mengatakan nilai penerbitan tidak akan berbeda jauh dengan jumlah jatuh tempo surat utang korporasi pada 2023 sebesar Rp126,3 triliun.

Salah satu sentimen yang akan mempengaruhi semarak obligasi korporasi di tahun 2023 adalah sikap perusahaan yang cenderung wait and see mendekati pemilu 2024. Suhindarto mengatakan secara historis penerbitan obligasi korporasi akan sedikit menurun ketika pemilu diadakan untuk memilih presiden baru.

“Penerbitan obligasi korporasi cenderung turun ketika pemilu dilakukan tanpa petahana, dan meningkat ketika petahana menang dalam pemilu kedua,” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (6/12/2022).

Selain itu, Pefindo juga memproyeksikan lingkungan suku bunga yang lebih tinggi seiring dengan berlanjutnya pengetatan kebijakan moneter. Suhindarto mengatakan tren suku bunga yang tinggi merupakan risiko bagi penerbitan obligasi korporasi.

Dia menjelaskan kenaikan suku bunga akan memicu imbal hasil (yield) surat utang negara atau SUN yang tinggi. Hal ini membuka kemungkinan investor meminta premi yang lebih tinggi karena suku bunga tinggi berdampak negatif pada leverage keuangan perusahaan.

Selain itu, konsumsi rumah tangga juga berpotensi lebih lemah dari yang diantisipasi di tengah lingkungan suku bunga. Sentimen ini juga dikombinasikan dengan penurunan daya beli akibat inflasi yang lebih tinggi.

Di sisi lain Suhindarto juga memaparkan beberapa sentimen positif yang dapat menopang obligasi korporasi Indonesia. Selain kebutuhan refinancing, emisi surat utang juga akan didukung terjaganya aktivitas sektor riil seiring dengan terjaganya pemulihan ekonomi.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil juga dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga. Adapun, Pefindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4, 92 persen – 5,23 persen pada 2023 mendatang,

“Selain itu, perusahaan - perusahaan juga membutuhkan dana untuk mengkomodasi permintaan yang lebih tinggi di 2023,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Pemeringkatan Pefindo Hendro Utomo menambahkan, sektor finansial akan menjadi bidang usaha dengan emisi obligasi terbanyak pada tahun depan. Hal tersebut seiring dengan tingginya kebutuhan refinancing di sektor ini.

“Kami perkirakan bisnis multifinance dan perbankan tumbuh positif 2023, sehingga kebutuhan penerbitan obligasi korporasinya juga akan tinggi,” katanya.

Beberapa sektor lain yang menurut Hendro akan aktif menerbitkan obligasi korporasi diantaranya adalah pulp & paper, konstruksi, serta pertambangan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper