Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diproyeksi Lanjutkan Pelemahan, Cek Saham-saham Jagoan 2 Analis Ini

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyebutkan perkembangan pola gerak IHSG terlihat masih berada dalam tekanan yang masih tergolong besar.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (8/12/2022).

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyebutkan perkembangan pola gerak IHSG terlihat masih berada dalam tekanan yang masih tergolong besar. Ini terjadi meskipun rilis cadangan devisa Bank Indonesia (BI) periode November 2022 positif.

"Rilis data cadangan devisa yang berada dalam kondisi stabil menunjukkan masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia," kata William dalam riset hariannya, dikutip Kamis (8/12/2022).

Lebih lanjut, Wiliam mengatakan tekanan terhadap indeks bursa saham nasional berpotensi berlanjut pada perdagangan Kamis (8/12/2022) hari ini. Ia memproyeksi, IHSG hari ini bergerak pada rentang 6.721-7.027.

"Momentum tekanan masih dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi," ujarnya.

Pada sesi perdagangan kali ini, saham yang menarik untuk diperhatikan versi William ialah ITMG, JSMR, CTRA, GGRM, BBNI, LSIP, dan AKRA.

Sementara itu, Tim Analis Phintraco Sekuritas juga menyebutkan bahwa pergerakan IHSG berpotensi cenderung terbatas di area critical support 6815 di Rabu (7/12/2022).

Namun tetap waspadai bearish continuation ke 6785 jika terkonfirmasi breaklow dari critical support 6815 di Kamis (8/12/2022).

"Secara sentimen, spekulasi The Fed akan mempertahankan kenaikan sukubunga acuan sebesar 75 bps di Desember 2022. Hal ini berlawanan dengan pernyataan dari Kepala The Fed yang mengisyaratkan perlambatan The Fed Rate mulai Desember 2022," kata tim riset dalam riset harian, Kamis (8/12/2022).

Akan tetapi, lanjutnya, mayoritas pelaku pasar tetap meyakini bahwa The Fed akan menaikkan sukubunga acuan sebesar 50 bps dalam FOMC Desember 2022.

Sentimen lain adalah  Neraca Perdagangan Tiongkok turun ke US$69.84 miliar di November 2022. Sementara itu, ekspor dan impor masing-masing mengalami penurunan sebesar -8.7 persen secara tahunan dan -10.6 persen secara tahunan pada bulan yang sama. Hal ini menambah dikhawatirkan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok di 2022.

"Di sisi lain, Tiongkok mengumumkan pelonggaran aturan pembatasan COVID-19 di Rabu (7/12). Salah satu pelonggaran tersebut adalah pencabutan aturan wajib hasil tes negatif COVID-19. Hal ini berpotensi memicu rebound lanjutan pada harga komoditas, termasuk minyak, gas dan batubara," jelas Tim Riset.

IHSG memiliki level resistance di angka 6960, level pivot di angka 6880 serta level support 6815.

Mempertimbangkan sentimen di atas, Tim Analis Phintraco Sekuritas mengatakan pelaku pasar dapat mencermati peluang buy on support pada saham-saham perbankan dan energi.

Saham tersebut adalah BBRI, BBNI, BMRI, ELSA dan ADMR. Serta, perhatikan rebound lanjutan dari saham TLKM dan ESSA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper