Bisnis.com, JAKARTA – PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) melunasi pinjaman US$45 juta dari international Finance Corporation (IFC).
Managing Director WINS Sugiman Layanto menjelaskan jika pinjaman IFC tersebut memungkinkan Wintermar untuk mengubah armadanya menjadi kapal bernilai lebih tinggi melalui pembelian 8 OSV. Sugiman juga mengklaim jika manajemen kas yang baik membuat pelunasan dilakukan sebelum jatuh tempo.
“Meskipun jatuh tempo pinjaman telah diperpanjang hingga tahun 2025, melalui manajemen kas yang lebih baik, perusahaan dapat melunasi pinjaman lebih awal pada Desember 2022,” katanya dikutip dari keterbukaan informasi pada laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (6/12/2022).
Lebih lanjut, Sugiman menjelaskan jika dengan dukungan IFC, Wintermar terus mengembangkan dan menegaskan kembali praktik terbaik dalam standar Lingkungan, Sosial, serta Tata Kelola Perusahaan.
Wintermar menghargai IFC sebagai mitra yang berperan penting dalam pertumbuhan Wintermar. Hubungan perseroan dengan IFC telah memfasilitasi pertumbuhan Perusahaan menjadi pemilik serta operator kapal internasional yang diakui di industri Offshore.
“Kami bersyukur bahwa kami dapat menyelesaikan pelunasan pinjaman lebih cepat dari jadwal pembayaran. Kami berharap dapat melanjutkan hubungan kami,” lanjutnya.
Baca Juga
Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste Azam Khan mengatakan jika pihaknya juga berharap dapat melanjutkan kemitraan ini, serta mendukung inisiatif perusahaan seperti pengembangan energi angin lepas (offshore wind) dan upaya energi terbarukan lainnya.
“Kami sangat senang dengan kemitraan jangka panjang IFC dengan Wintermar. Hal ini menunjukkan komitmen IFC dan dukungan berkelanjutan kami terhadap mitra lokal terutama selama masa-masa sulit ini,” katanya.
Sebagai informasi, Wintermar dalam beberapa bulan terakhir telah memulai program penambahan armada, dengan total akuisisi 2 PSV pada tahun 2021 serta 1 PSV dan 5 AHTS pada tahun 2022 melalui kas internal dan pinjaman berjangka sebesar US$14 juta.
Net gearing setelah pelunasan ini masih cukup rendah pada 8,9 persen. Hal tersebut memberikan ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang.