Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Baja Rendah Karbon, Gunung Raja Paksi (GGRP) Raih Pembiayaan Rp927 Miliar

PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) mendapat pembiayaan senilai US$60 juta atau Rp927 miliar dari International Finance Corporation (IFC).
Ilustrasi industri baja./gunungrajapaksi.com
Ilustrasi industri baja./gunungrajapaksi.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) mendapatkan pembiayaan senilai US$60 juta atau setara dengan Rp927 miliar untuk investasi dari International Finance Corporation (IFC). 

Chairman of Executive Committee GGRP Kimin Tanoto mengatakan pembiayaan dari IFC tersebut akan digunakan untuk memproduksi baja rendah karbon dalam upaya perusahaan mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Ini menjadi investasi pertama bagi IFC di sektor baja Asia dalam lebih dari satu dekade.

"Ini akan membantu perusahaan meningkatkan produksi baja rendah karbon berkualitas tinggi di pabrik seluas 200 hektare di Jawa Barat," katanya. 

Adapun melalui kemitraan dengan IFC, GGRP menyatakan akan terus menetapkan standar baru untuk dekarbonisasi produksi baja di Asia.

Kemudian, untuk penandatanganan perjanjian pembiayaan antara GGRP dengan IFC telah berlangsung di Jakarta, pada Jumat (6/9/2024). 

"Jika perusahaan baja tidak beradaptasi dengan transisi hijau, aset mereka bisa menjadi tidak bernilai. Keberlanjutan selalu menjadi panduan GRP ke depan," ujarnya. 

Selain pembiayaan, IFC juga telah menandatangani Advisory Engagement Letter dengan GRP untuk membantu mengembangkan dan menerapkan strategi dekarbonisasi serta mendukung upaya GRP mengurangi emisi gas rumah kaca yang sejalan dengan standar internasional.

Adapun, dukungan ini mencakup berbagai opsi pendanaan untuk mendukung keputusan GRP menonaktifkan Blast Furnace yang baru dibangun tetapi belum pernah dioperasikan, serta meningkatkan efisiensi energi teknologi EAF dan menilai opsi dan teknologi proses hilir yang baru.

Kimin menambahkan bahwa permintaan baja global diperkirakan akan meningkat 30% pada 2050 dan sebagian besar dari peningkatan tersebut akan dipenuhi oleh Asia. Menurutnya, produksi baja di Indonesia sendiri telah meningkat lebih dari 90% sejak 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini.

"Investasi IFC di GRP datang pada waktu yang tepat, seiring dengan ambisi Indonesia untuk menjadi produsen baja global dan mencapai emisi nol bersih pada 2060. Investasi ini juga membantu GRP mencapai target mereka untuk emisi nol bersih pada 2050," ujarnya.

Chief Transformation Officer GRP Kelvin Fu mengatakan bahwa perusahaan berencana memanfaatkan kemitraan dengan IFC untuk meningkatkan daya saing dalam mengekspor baja rendah karbon ke Eropa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper